EmitenNews.com - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berhasil membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp 12,4 triliun hingga Mei 2022 atau melonjak 56,76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.


Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya atau Wika Mahendra Vijaya menyebutkan, perolehan nilai kontrak baru itu berasal dari proyek infrastruktur dan gedung senilai Rp 7,8 triliun, energi penunjang konstruksi Rp 2,3 triliun, engineering  procurement  and construction (EPC) Rp 1,9 triliun, serta realti dan properti Rp 400 miliar.


"Wika menargetkan kontrak baru sampai akhir tahun 2022 sebesar Rp 42,57 triliun. Hingga Mei, realisasinya telah mencapai 29,12%," kata Mahendra  baru-baru ini.


Adapun untuk komposisi perolehan kontrak baru tahun ini, perseroan menargetkan sebanyak 67% akan berasal dari induk dan sebanyak 33% dari entitas anak.


Secara terpisah, Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito juga mengatakan bahwa portofolio usaha perseroan sebesar 30% mengerjakan proyek-proyek pemerintah, lalu 30% dari proyek-proyek yang diinisiasi BUMN dan 20-30% dari proyek swasta.


Dengan komposisi tersebut, kata Agung, nasib WIKA banyak ditentukan oleh pemerintah seperti Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan. Terlebih, ketika pandemi mulai melanda awal 2020 sampai akhir 2021 di mana banyak proyek BUMN dan swasta yang tertekan, pemerintah melalui proyek-proyeknya sangat membantu usaha WIKA.


"Namun, memasuki tahun 2022 situasi kembali normal. Kami mulai membangkitkan kembali proyek-proyek yang sempat molor sehingga turut membantu perekonomian daerah," terang Agung di acara Konektivitas dan Peran Infrastruktur dalam Mendorong Pemulihan Ekonomi, belum lama ini.


Begitu pandemi Covid-19 dinyatakan selesai, Wika akan melakukan beberapa pemulihan seperti melanjutkan investasi di proyek-proyek yang sempat terhambat seperti jalan tol Serang-Panimbang yang tersendat selama dua tahun, dan sekarang mulai dipercepat.


Selain itu, perseroan melakukan percepatan pada investasi-investasi di jalan tol Semarang-Demak, Trans Sumatera, dan Cisumdawu yang ditargetkan selesai pada tahun ini. "Di Jakarta, kami juga mengerjakan jalan tol Tanjung Priok sampai Pluit," ungkap Agung.


Lebih lanjut, WIKA juga mulai melanjutkan investasinya di proyek yang sempat terganggu lainnya, yaitu proyek SPAM Jatiluhur dan beberapa proyek pembagkit listrik. Menurut Agung, pembangunan infrastruktur mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Proyek-proyek yang BUMN Karya kerjakan dalam setahun rata-rata mempu menghasilkan Rp 100 triliun.


"Kami juga mendukung proyek-proyek penunjang G20 karena proyeknya cukup banyak dan besar di antaranya revitalisasi Taman Mini, Bandara Halim, Terminal VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, serta Peningkatan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan di wilayah Labuan Bajo. Itu semua cukup untuk menggairahkan perekonomian setempat," tutur Agung.