EmitenNews.com - Dharma Satya Nusantara (DSNG) membukukan laba 2023 sebesar Rp842 miliar. Angka itu, ditopang penjualan sebanyak Rp9,5 triliun. Segmen bisnis kelapa sawit masih menjadi kontributor utama pendapatan dengan donasi 88 persen atau 8,4 triliun, naik 3 persen dibanding tahun lalu Rp8,1 triliun. 

Secara bottom line, laba perseroan terkoreksi 30 persen sebanyak Rp365 miliar dibanding laba tahun sebelumnya Rp1,2 triliun. Itu tersebab peningkatan beban pokok penjualan akibat lonjakan harga pupuk segmen kelapa sawit, koreksi volume penjualan, dan harga rata-rata penjualan segmen kayu. Jadi, perseroan mencatat EBITDA Rp2,4 triliun pada tahun buku 2023. 

“Tahun 2023 beban pokok penjualan naik Rp455 miliar, atau meningkat 7 persen dibanding edisi 2022 tersebab lompatan harga pupuk. Akibatnya, laba perseroan terkoreksi cukup signifikan walau volume penjualan, dan harga rata-rata penjualan alias average Selling Price (ASP) crude palm oil (CPO) meningkat masing-masing 4 persen, dan 1,9 persen Yoy,” jelas Andrianto Oetomo, Presiden Direktur Dharma Satya Nusantara. 

Segmen produk kayu, kelesuan pasar internasional dirasa sejak akhir 2022 masih menjadi tantangan terbesar sepanjang 2023. Permintaan menurun dari negara-negara tujuan ekspor, seperti Amerika Serikat, Kanada, Eropa, dan Jepang, terus berlanjut sepanjang 2023 sejalan suku bunga tinggi dalam jangka waktu lama, telah berdampak negatif pada pasar properti. 

Segmen produk kayu berkontribusi terhadap pendapatan 12 persen senilai Rp1,1 triliun. Angka itu, turun 29 persen dari tahun sebelumnya Rp1,5 triliun. Volume penjualan produk panel turun 14 persen, dan flooring mengalami koreksi 34 persen, meski volume penjualan per kuartal sepanjang 2023 masih mengalami peningkatan dari kuartal ke kuartal. ASP produk panel turun 17,5 persen, dan ASP produk flooring masih meningkat 1,3 persen. 

“Dengan kondisi pasar produk kayu tahun lalu, perseroan mendorong agar kinerja finansial produk kayu tetap positif di tengah situasi pasar menantang. Dharma Satya berpeluang mengambil alih pasar ditinggal pemain industri kayu sempat menghentikan produksi tahun lalu,” tambah Andrianto. 

Kinerja finansial positif Dharma Satya juga diikuti peningkatan jumlah aset 5 persen menjadi Rp16 triliun dari tahun sebelumnya Rp15 triliun. Kenaikan aset itu, didorong peningkatan aset tetap, seperti penuntasan pembangunan fasilitas Bio-CNG tahap kedua, dan 10 tangki penampung CPO tambahan dengan total kapasitas 29 ribu ton. 

Di sisi lain, liabilitas meningkat 1,3 persen menjadi Rp7 triliun, dan ekuitas melejit 9 persen senilai Rp9 triliun, mengindikasikan pertumbuhan aset masih didorong posisi keuangan perseroan sehat. Kinerja positif Dharma Satya pada 2023 itu, telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.

Beberapa penghargaan diraih seperti The Region’s Top 200 Small and Middle Companies oleh Forbes Asia Best Under a Billion Company, Pemenang Kategori Mid Cap Sektor Konsumen Primer dalam ajang Best Stocks Award 2024, Top 50 Mid Capitalization Public Listed Company oleh Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD), hingga Disclosure Transparency Award dengan peringkat A untuk inisiatif keberlanjutan telah dijalankan perseroan. (*)