Memperkuat Peran Perempuan di Pasar Modal Indonesia
Perempuan memiliki potensi besar menjadi motor penggerak ekonomi nasional, namun potensi itu akan optimal jika ekosistem pasar modal Indonesia memberikan ruang dan dukungan yang lebih luas. Peran Bursa Efek Indonesia (BEI)
EmitenNews.com - Perempuan memiliki potensi besar menjadi motor penggerak ekonomi nasional, namun potensi itu akan optimal jika ekosistem pasar modal Indonesia memberikan ruang dan dukungan yang lebih luas.
Peran Bursa Efek Indonesia (BEI) dan seluruh pemangku kepentingan akan semakin besar untuk memastikan perempuan tidak hanya menjadi peserta, tetapi juga pemimpin dalam perjalanan menuju ekonomi yang mandiri, berdaulat, dan maju bersama.
Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, per Agustus 2025 sebanyak 37,03% investor di pasar modal Indonesia adalah perempuan, dengan total aset lebih dari Rp550 triliun tersimpan di pasar modal. Menariknya, ibu rumah tangga memegang porsi aset hingga Rp99,47 triliun.
Angka ini bukan hanya statistik, ini adalah cermin perubahan sosial bahwa perempuan kini tidak lagi sekadar menjadi pengatur keuangan rumah tangga, melainkan juga pengelola aset masa depan keluarga dan bangsa.
Namun di sisi lain, tantangan ekonomi masih menjadi momok besar dalam kehidupan perempuan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dari 399.921 kasus perceraian pada 2024, sekitar 25,05% disebabkan masalah ekonomi. Angka itu relatif stabil selama lima tahun terakhir, menunjukkan bahwa ketahanan ekonomi keluarga masih rentan.
Dalam konteks ini, investasi menjadi alat yang bukan hanya memperkuat daya tahan finansial perempuan, tetapi juga mengubah paradigma mereka terhadap pengelolaan keuangan.
Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menegaskan pentingnya perubahan paradigma ini. “Stigma bahwa investasi bersifat rumit dan hanya bisa dilakukan oleh laki-laki dapat berubah sehingga inklusi pasar modal menjangkau semua gender dan latar belakang masyarakat Indonesia,” ujar Jeffrey, belum lama ini.
Jeffrey berharap inklusi dan partisipasi perempuan di pasar modal terus meningkat dengan bekal literasi yang memadai. Sebab literasi adalah langkah pertama menuju kemandirian, dan kemandirian adalah dasar dari ekonomi yang berdaulat.
Direktur Keuangan, Sumber Daya Manusia, dan Umum BEI Risa E. Rustam mengatakan dinamika partisipasi masyarakat di pasar modal saat ini telah semakin beragam.
“Pasar modal tidak hanya milik mereka yang berkarier di sektor formal. Kita juga melihat partisipasi dari ibu rumah tangga, pelajar, hingga profesi lain yang mungkin tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Inilah bukti bahwa pasar modal benar-benar inklusif,” kata Risa, Sabtu (18/10).
Risa menekankan bahwa inklusi ini adalah kunci dalam memperluas akses kesempatan ekonomi bagi siapa pun, termasuk perempuan di seluruh Indonesia.
Peran perempuan di pasar modal juga makin terlihat di sektor investasi surat berharga negara (SBN) ritel. Plt Direktur Utama PT BNI Sekuritas Vera Ongyono mengatakan kontribusi perempuan mencapai rata-rata 56% per tahun sejak dimulainya e-SBN pada 2018.
“Banyak perempuan yang sudah terbiasa mengelola berbagai tanggung jawab, baik dalam rumah tangga maupun sektor lain. Pengalaman ini melatih mereka untuk menganalisis dan membuat keputusan tegas dalam situasi dinamis,” tutur Vera, baru-baru ini. Ia menambahkan, kesetaraan di pasar modal bukan hanya tentang membuka peluang, tetapi juga menciptakan ekosistem yang mendukung perempuan untuk berkembang.
Direktur Retail & Information Technology PT BRI Danareksa Sekuritas Fifi Virgantria mengatakan pertumbuhan aset investor perempuan menunjukkan semakin besarnya peran perempuan sebagai motor penggerak pasar modal Indonesia. “Penting bagi kita memberikan dukungan berkelanjutan bagi investor perempuan agar mereka semakin percaya diri dalam mengelola aset dan meraih tujuan finansial,” ujar Fifi.
*Sarana Pemberdaya Ekonomi*
Kisah nyata juga datang dari kalangan publik figur. Rizna Nyctagina, artis yang mulai berinvestasi sejak awal 2000-an, mengaku bahwa investasi telah mengubah cara pandangnya terhadap uang.
“Namanya cewek, konsumtif. Tapi setelah belajar investasi, gue jadi punya tujuan. Bahkan dana nikah gue dulu dikumpulin dari hasil investasi,” katanya saat menjadi salah satu pembicara di sesi Capital Market Summit & Expo 2025, Jumat (17/10).
Related News
Pertamina NRE Capai Target Kinerja Triwulan III
Program Magang Nasional Batch 2 Dibuka; Tersedia Kuota 80 Ribu Peserta
Inovasi Jadi Pilar Utama Blue Print Sistem Pembayaran Indonesia 2030
Beli 100 Ribu Barel Base Fuel dari Pertamina, SPBU BP Jualan Lagi
Kemenperin Pastikan Produsen Ban Penuhi Hak Pekerja yang di-PHK
Produsen Ban Michelin PHK 280 Karyawan, Sahamnya Cabut dari BEI





