EmitenNews.com -Emiten perbankan pelat merah PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) atau BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 650,8 triliun pada semester I-2023. Jumlah ini meningkat 4,9% yoy dari periode yang sama setahun sebelumnya sebesar Rp 620,42 triliun.

 

Kualitas kredit pun terjaga dengan adanya penurunan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross tercatat turun 71 basis poin menjadi 2,5% pada paruh pertama tahun 2023. Setahun sebelumnya pada periode yang sama, NPL gross tercatat sebesar 3,2%. 

 

Direktur Finance BNI, Novita Widya Anggraini, menyampaikan pihaknya optimis tingkat NPL bank akan turun terus hingga akhir 2023.

 

Sementara itu rasio kredit berisiko berada pada level 16,1% membaik signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 19,6%. Menurut Novita, LAR BNI terdiri atas NPL, kredit pada kolektibilitas 2, dan kredit kolektibilitas lancar yang sedang direstrukturisasi. Sementara itu total kredit lancar yang direstrukturisasi juga membaik 270 basis poin menjadi 9,3%.

 

"Perbaikan kualitas aset ini juga diimbangi dengan penyediaan pencadangan guna mengantisipasi risiko," ujar Novita pada saat paparan kinerja semester I-2023 BNI, Selasa (25/7/2023).

 

Adapun rasio pembentukan beban CKPN terhadap total kredit atau credit cost pada semester I-2023, tercatat sebesar 1,4%. Ini menurun 70 basis poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,2%.

 

Meskipun kali ini lebih rendah, BNI memandang bahwa jumlah tersebut sudah cukup untuk menutup kebutuhan penambahan CKPN bagi debitur-debitur yang masih dalam perhatian khusus.

 

Sejalan dengan terjaganya kualitas kredit, BNI juga berhasil mempertahankan kinerja yang positif dengan torehan laba bersih sebesar Rp 10,3 triliun, naik 17% secara tahunan atau year on year (yoy). Hal ini tidak terlepas dari peningkatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tercatat sebesar Rp 20,6 triliun, atau naik 5,1% yoy.