EmitenNews.com -Kementerian BUMN mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) pada tahun 2024 senilai total Rp 57,9 triliun. PMN tersebut akan disuntikkan kepada 10 BUMN , termasuk PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

 

Kesepuluh BUMN yang diajukan untuk memperoleh BUMN yaitu PT PLN (Persero) sebesar Rp 10 triliun, PT Hutama Karya (Persero) (HK) sebesar Rp 10 triliun, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) sebesar Rp 4 triliun, IFG sebesar Rp 3 triliun, Industri Kereta Api ( INKA ) sebesar Rp 3 triliun, Rekayasa Industri (Rekin) sebesar Rp 2 triliun, dan ID Food sebesar Rp 1,9 triliun, sehingga total PMN untuk tahun 2024 mencapai Rp 33,9 triliun.

 

Namun demikian, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan bahwa berdasarkan rapat internal bersama Presiden April 2023 kemarin, terdapat PMN tambahan total sebesar Rp 24 triliun. Erick menambahkan, PMN tambahan 2023 tersebut akan diinjeksi kepada PT Hutama Karya (Persero) (HK) sebesar Rp 12,5 triliun, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sebesar Rp 8 triliun, dan IFG sebesar Rp 3,5 triliun, sehingga total mencapai Rp 24 triliun.

 

"Di PMN tambahan tahun ini, dari Menteri Keuangan (Menkeu) sudah diputuskan menjadi masukan PMN di tahun 2024. Makanya, kalau kita lihat angkanya PMN tahun 2024 berubah tadinya Rp 33,9 triliun menjadi Rp 57,9 triliun. Jadi, untuk PMN tambahan ini sudah ada komitmen full dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu)," ucap Erick dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Senin (5/6).

 

Sejalan dengan itu, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan, PMN tambahan 2023 sebesar Rp 24 triliun tersebut diharapkan dapat cair pada Januari tahun depan.

 

Adapun soal restrukturisasi WIKA dan Waskita, pria yang dekat disapa Tiko menyebut bahwa kedua perseroan saat ini sedang menghadapi fase standstill dan melakukan renegosiasi kepada kreditur dan pemegang obligasi.

 

"Kami mengajukan PMN ini untuk menyelesaikan beberapa ruas tol Waskita melalui HK. Jadi, ada ada ruas tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi) dan Kayu Agung Palembang Betung (Kapal Betung) yang kita rencanakan saat ini untuk disuntik PMN melalui HK. Tidak menutup kemungkinan, kita akan ada penambahan apabila kebutuhan restrukturisasi meningkat," beber Tiko.

 

Karena itu, Tiko menyatakan, Kementerian BUMN sedang menghitung ulang dan berdiskusi dengan Kementerian Keuangan terkait besaran kapasitas yang akan didorong untuk menyehatkan Waskita.

 

Ke depan, dia melanjutkan, setelah direstrukturisasi, Waskita akan didorong untuk menjadi bagian dari Grup HK. Sedangkan WIKA, Kementerian BUMN sejauh ini masih menghitung besaran kebutuhannya karena WIKA juga menghadapi standstill layaknya Waskita.