EmitenNews.com -Merger antara PT Mora Telematika Indonesia Tbk (Moratelindo) dan PT Eka Mas Republik (MyRepublic Indonesia) menandai lahirnya entitas yang lebih kuat di industri telekomunikasi dan internet nasional. Penggabungan ini tidak sekadar menyatukan dua entitas usaha, tetapi mengonsolidasikan infrastruktur digital dalam satu ekosistem yang  terintegrasi.

Moratelindo selama ini dikenal sebagai pemain utama di sisi infrastruktur inti, khususnya telekomunikasi. Perusahaan ini mengoperasikan jaringan fiber optic backbone yang membentang lebih dari 57 ribu kilometer, terhubung langsung ke Singapura melalui jaringan internasional, serta didukung enam data center aktif di sejumlah kota besar. Infrastruktur tersebut menjadi fondasi bagi layanan konektivitas bagi segmen enterprise, operator telekomunikasi, hingga penyedia layanan digital skala besar.

Di sisi lain, MyRepublic Indonesia membangun kekuatannya di lapisan akses dan ritel. Dengan fokus pada layanan fiber to the home (FTTH), per September 2025 Perusahaan telah melayani lebih dari 1,5 juta pelanggan ritel, memiliki lebih dari 8,7 juta homepass, serta jaringan fiber optic yang juga melampaui 58 ribu kilometer. Posisi ini menempatkan MyRepublic Indonesia sebagai salah satu pemain fixed broadband yang fokus pada perluasan penetrasi internet berkecepatan tinggi di Indonesia.

Pasca merger, kekuatan kedua entitas tersebut menjadi saling melengkapi. Backbone dan data center milik Moratelindo memberikan kapasitas, keandalan, dan skala jaringan, sementara jaringan last mile MyRepublic Indonesis mempercepat penetrasi layanan langsung ke konsumen. Entitas hasil penggabungan diproyeksikan mengelola lebih dari 116 ribu kilometer jaringan fiber optik gabungan, dengan basis pelanggan ritel di atas 1,8 juta serta puluhan ribu pelanggan enterprise. Skala ini dinilai sulit dicapai apabila kedua perusahaan bergerak secara terpisah.

Analis Stockbit Sekuritas Rizal Rafly menilai konsolidasi ini sebagai langkah strategis di tengah tekanan belanja modal industri. Dia menilai penggabungan Moratelindo dan MyRepublic Indonesia merupakan bentuk konsolidasi yang sehat. "Dalam industri dengan kebutuhan investasi jaringan yang sangat besar, sinergi antara backbone dan last mile akan menekan duplikasi belanja modal sekaligus meningkatkan utilisasi aset yang sudah ada. Hal ini dinilai penting agar ekspansi jaringan tetap berkelanjutan tanpa membebani struktur keuangan perusahaan," ujarnya.

Selain optimalisasi biaya, integrasi ini juga membuka ruang inovasi layanan digital. Dengan kendali yang lebih menyeluruh atas rantai nilai, entitas gabungan memiliki fleksibilitas untuk mengembangkan layanan bundling, konektivitas berbasis cloud, hingga solusi data untuk segmen korporasi dan UMKM. Skala jaringan yang lebih luas juga memperkuat daya tawar terhadap vendor teknologi serta mitra global.

Dari perspektif kebijakan publik, merger ini dinilai sejalan dengan agenda percepatan dan pemerataan akses digital nasional. Rizal menilai penguatan pemain infrastruktur domestik menjadi krusial di tengah meningkatnya kebutuhan konektivitas. Ia menilai entitas hasil penggabungan berpotensi menjadi mitra strategis pemerintah dalam memperluas akses internet yang stabil dan terjangkau, khususnya di wilayah non-urban dan kawasan berkembang.

Meski demikian, Rizal mengingatkan bahwa tantangan pasca merger tetap perlu dicermati, terutama terkait integrasi operasional dan budaya organisasi. "Penyelarasan sistem, pengelolaan sumber daya manusia, serta konsistensi kualitas layanan akan menjadi faktor penentu apakah skala besar ini benar-benar berujung pada keunggulan kompetitif jangka panjang," ujarnya.

Dengan fondasi infrastruktur yang kuat, basis pelanggan yang luas, serta dukungan pemegang saham strategis, Moratelindo–MyRepublic Indonesia memasuki fase baru sebagai pemain terintegrasi di industri digital Indonesia. Jika sinergi operasional dan finansial yang direncanakan dapat dieksekusi secara disiplin, entitas hasil merger ini berpotensi menjadi salah satu penggerak utama percepatan dan pemerataan ekosistem digital nasional dalam beberapa tahun ke depan.