EmitenNews.com - United Tractors (UNTR) sampai triwulan III-2023 membukukan pendapatan bersih Rp97,6 triliun. Melejit 7 persen dari periode sama tahun lalu Rp91,5 triliun. Laba bruto meningkat 2 persen menjadi Rp25,7 triliun episode sama tahun sebelumnya senilai Rp25,3 triliun. 


Selanjutnya, laba bersih merosot 3 persen menjadi Rp15,3 triliun dari edisi sama tahun lalu Rp15,9 triliun. Itu tersebab ada kenaikan biaya keuangan, dan kerugian nilai tukar mata uang asing. Segmen usaha kontraktor penambangan berkontribusi 40 persen, mesin konstruksi 29 persen, pertambangan batu bara 25 persen, pertambangan emas 4 persen, industri konstruksi 2 persen, dan energi 1 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasian. 


Segmen usaha mesin konstruksi mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu 4 persen menjadi 4.365 unit dibanding tahun lalu 4.534 unit, akibat permintaan sektor konstruksi, dan perkebunan turun. Berdasar riset pasar internal, Komatsu memimpin pangsa pasar alat berat 31 persen. Pendapatan perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat meningkat 18 persen menjadi Rp8,9 triliun. 


Penjualan Scania meningkat dari 152 unit menjadi 605 unit, sedang penjualan produk UD Trucks turun dari 331 unit menjadi 249 unit. Penurunan penjualan UD Trucks disebabkan kendala pasokan produk dari prinsipal. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi meningkat 5 persen menjadi Rp28,7 triliun dibanding periode sama tahun 2022. 


Segmen usaha kontraktor penambangan dioperasikan Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai September 2023, kontraktor penambangan membukukan pendapatan bersih Rp39,1 triliun, naik 18 persen dari Rp33,2 triliun. PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara 16 persen dari 83 juta ton menjadi 96 juta ton, dan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) 23 persen dari 692 juta bcm menjadi 853 juta bcm, dengan rata-rata stripping ratio 8,9x, meningkat dari 8,3x. 


Segmen usaha pertambangan batu bara dijalankan Tuah Turangga Agung (TTA). Sampai September 2023 total penjualan batu bara mencapai 8,5 juta ton, termasuk 1,8 juta ton batu bara metalurgi, atau meningkat 10 persen dibanding periode sama tahun 2022. Pendapatan segmen usaha pertambangan batu bara turun 2 persen menjadi Rp24,0 triliun periode sama pada 2022 senilai Rp24,4 triliun  karena penurunan rata-rata harga jual batu bara. 


Segmen usaha pertambangan emas dijalankan Agincourt Resources (PTAR) mengoperasikan tambang emas Martabe di Sumatera Utara. Sampai September 2023, total penjualan setara emas dari Martabe mencapai 147 ribu ons, turun 32 persen dibanding periode sama 2022 sebesar 216 ribu ons. Pendapatan bersih segmen usaha pertambangan emas turun 26 persen dari Rp5,8 triliun menjadi Rp4,3 triliun. 


Segmen usaha industri konstruksi dijalankan Acset Indonusa (ACST). Sampai September 2023, membukukan pendapatan bersih sRp1,5 triliun, dibanding periode sama tahun lalu Rp729 miliar. Acset membukukan rugi bersih Rp151 miliar, menurun dibanding periode sama tahun lalu Rp227 miliar.


Sejalan strategi pengembangan usaha sektor energi ramah lingkungan, perseroan telah menetapkan bisnis energi baru dan terbarukan sebagai salah satu strategi transisi perseroan. Bisnis energi perseroan dijalankan melalui anak usaha, PT Energia Prima Nusantara (EPN). Sampai September 2023, EPN telah memasang Rooftop Solar PV mencapai 12,8 MWp di grup UT dan Astra. 


EPN saat ini dalam proses membangun satu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), yaitu PLTM Besai Kemu di Lampung, Sumatra. PLTM Besai Kemu memiliki kapasitas sebesar 7 MW dan diperkirakan akan beroperasi pada akhir tahun 2023. Selain itu, EPN juga menargetkan beberapa proyek pembangkit listrik tenaga minihidro di area Sumatra dengan total potensial kapasitas lebih dari 20 MW. 


Pada Agustus 2022, perseroan melakukan investasi pada Arkora Hydro (ARKO) dengan kepemilikan saham 31,49 persen. Saat ini, Arkora mengoperasikan dua PLTM, yaitu PLTM Cikopo 2 di Jawa Barat berkapasitas 7,4 MW, dan PLTM Tomasa berkapasitas 10 MW di Sulawesi Tengah. Arkora juga sedang membangun dua PLTM lainnya, yaitu PLTM Koro Yaentu berkapasitas 10 MW dan PLTM Kukusan 2 berkapasitas 5,4 MW masing-masing akan beroperasi pada 2024, dan 2025. Setelah kedua PLTM itu beroperasi nanti, Arkora akan memiliki pembangkit listrik dengan total kapasitas terpasang 33 MW. (*)