EmitenNews.com - Surya Semesta (SSIA) terus mengakselerasi pembangunan kawasan industri Subang Smartpolitan, dan Pelabuhan Patimban. Itu dilakukan mengingat saat ini manajemen belum memiliki rencana pengembangan baru di Karawang. Tindakan itu, diharap menghasilkan pendapatan non-berulang (penjualan lahan) dan pendapatan berulang (biaya pengelolaan kawasan).

Tidak disangkal Subang Smartpolitan dengan luas 2.717 hektare (ha) telah menjadi mesin pertumbuhan baru perseroan. Di mana, pengembangan dimulai sejak edisi 2020, dan pemasaran baru memasuki fase 1. Saat ini, terdapat 9 penyewa dari Tiongkok, Jepang, Hong Kong, dan Taiwan.

Salah satu sorotan utama investasi Build Your Dream (BYD) Motor Indonesia di Subang, termasuk lahan seluas 108 ha untuk manufaktur EV dengan harga emisi USD125 per meter persegi (m²), dan tambahan 18 ha untuk produksi baterai. Fasilitas Subang diproyeksi menjadi pabrik BYD terbesar Asia Tenggara, dilengkapi kapasitas ekspor.

Kehadiran BYD di Subang Smartpolitan menjadi pembeda. Pabrik mobil listrik BYD senilai USD1,3 miliar alias Rp20,4 itu, akan memproduksi 300 ribu unit kendaraan per tahun. Kendaraan itu, akan di ekspor ke Asia Tenggara, dan benua biru Eropa. Selain itu, pabrik mobil listrik BYD itu, dapat menyerap 18.814 tenaga kerja. 

Saat ini, proses konstruksi masih berlangsung di lahan tahap dua, dan tiga Subang Smartpolitan. BYD membagi pembangunan pabrik dalam tiga fase. Fase satu dan dua akan selesai awal 2026. Selanjutnya, fase tiga itu, BYD menambah 80 ha. Berdasar skenario serah terima lahan tambahan itu akan dilakukan pada Oktober 2026.

Dengan demikian, kontribusi pendapatan Subang Smartpolitan tahun ini diproyeksi mencapai Rp650–700 miliar. ”Target tersebut termasuk konservatif dengan potensi akhir melampau proyeksi menilik pengalaman kawasan industri Karawang,” tegas Erlin Budiman, Vice President of Investor Relation & Sustainability Surya Semesta.

Di sisi lain, pelabuhan Patimban merupakan pengembangan bersama antara pemerintah Indonesia dan Jepang, didanai pinjaman Official Development Assistance (ODA) Jepang. Di mana, Pelabuhan Patimban International (PPI) memegang konsesi, sementara operasional dikelola melalui sub-konsesi. 

Patimban International Car Terminal (PICT) mengoperasikan terminal mobil berdasar perjanjian 40 tahun, dengan kapasitas penyimpanan saat ini 22,4 ha alias 400 ribu unit per tahun), dan rencana perluasan menjadi 36 ha sekitar 800 ribu unit per tahun setelah paket 5 selesai.

Patimban Global Gateway Terminal (PGT) mengoperasikan terminal peti kemas, diperkirakan beroperasi penuh pada akhir 2026. Dukungan infrastruktur meliputi jalan tol sepanjang 37 km yang menghubungkan Cipali dengan Patimban, dengan 23 km didanai melalui ODA Jepang. Jalan tol langsung itu, diperkirakan beroperasi pada kuartal IV-2026, sehingga meningkatkan aksesibilitas dan daya saing.

Menilik data dan fakta itu, Surya Semesta memasuki babak pertumbuhan baru ditopangd Subang Smartpolitan, dan integrasi strategis dengan Pelabuhan Patimban. Megaproyek BYD sebagai jangkar utama dikombinasi dengan infrastruktur Pelabuhan Patimban, perseroan berada pada jalur tepat untuk mengamankan aliran pendapatan berulang maupun tidak berulang. Kondisi itu, akan memperkuat daya saing jangka panjang sektor real estat industri Indonesia. (*)