EmitenNews.com -Moody's Investors Service memperkirakan penerbitan obligasi berkelanjutan mencapai USD950 miliar pada 2024 atau hanya sedikit berubah dari USD946 miliar pada 2023. Hal itu diyakini bakal terjadi meski lingkungan ekonomi sedang bergejolak.

Lembaga pemeringkat kredit tersebut memproyeksikan pangsa obligasi berkelanjutan di pasar penerbitan global secara keseluruhan pada 2024 akan tetap sama dengan puncaknya sebesar 14 persen pada 2022 dan 2023.

"Kami memperkirakan volume obligasi berkelanjutan akan tetap datar pada 2024, dengan pendorong pertumbuhan terkait meningkatnya risiko iklim dan teknologi baru yang diimbangi oleh suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka panjang dan pertumbuhan ekonomi yang moderat baik di negara maju maupun berkembang," kata Moody's.

Pada 2023, volume obligasi global yang ramah lingkungan, sosial, keberlanjutan, dan terkait keberlanjutan berjumlah USD946 miliar, naik sekitar dua persen dari USD925 miliar pada 2022.

Moody's menggarisbawahi bahwa peningkatan investasi pada teknologi ramah lingkungan yang sedang berkembang dan peningkatan fokus pada pendanaan transisi akan memacu penerbitan obligasi ramah lingkungan, terutama di negara-negara berkembang.

Penerbitan obligasi berkelanjutan di Asia-Pasifik (Apac) terus meningkat. Nilainya hampir tiga kali lipat menjadi USD194 miliar pada 2021, sebelum mencapai rekor tertinggi sebesar USD219 miliar pada 2022 dan USD234 miliar pada 2023, kata badan tersebut.

"Meningkatnya fokus pada pendanaan transisi akan menjadi ciri khas kawasan ini pada 2024, yang akan mendukung penerbitan obligasi yang kuat," kata Moody.s.

Moody's mencatat beberapa yurisdiksi di Apac telah menerapkan atau sedang mengembangkan kebijakan keuangan berkelanjutan. Hal ini mencakup Pedoman Dasar Jepang tentang Pendanaan Transisi Iklim dan Taksonomi Singapura-Asia untuk Keuangan Berkelanjutan dari Otoritas Moneter Singapura.