EmitenNews.com - Modal inti Bank Ganesha (BGTG) paruh pertama 2023 genap menjadi Rp3 triliun. Itu tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR) melesat menjadi 113,53 persen dari periode sama tahun sebelumnya 63,04 persen. Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp4,29 triliun, turun 23,70 persen year to date (YtD).


Namun, perseroan berhasil mencatat pertumbuhan penyaluran kredit menjadi Rp3,77 triliun atau meningkat 29,50 persen (YtD), dan 46,69 persen year on year (YoY). Itu berdampak positif pada peningkatan rasio loan deposit ratio (LDR) sangat signifikan dari 28,71 persen menjadi 87,92 persen semester I-2023. Itu menunjukkan fungsi financial intermediary bank berjalan dengan baik. 


Pendapatan bunga bersih juga mengalami pertumbuhan 60,01 persen (YoY) dibanding periode sama tahun sebelumnya. Kondisi itu, ditopang pula dengan penurunan non performing loan (NPL) – gross dari 5,00 persen menjadi 1,75 persen semester I-2023. Dengan demikian, perseroan dapat membukukan laba setelah pajak menjadi Rp31,01 miliar atau meningkat 457,06 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. 


Sisi total aset, turun 15,47 persen menjadi Rp7,58 triliun. Net Interest Margin 5,69 persen meningkat dari periode sama tahun sebelumnya 3,06 persen. Return on aset (ROA) (annualized) sebesar 0,91 persen meningkat dari edisi sama tahun lalu 0,14 persen. BOPO tercapai 86,73 persen lebih baik daripada posisi Juni 2022 sebesar 95,40 persen. 


Menyusul kinerja keuangan sangat baik tersebut, perseroan berhasil menempati peringkat dua untuk bank berkinerja sangat bagus, kategori aset sampai Rp10 triliun dalam rating bank 2023 oleh Biro Riset Infobank. Pada 2023, perseroan juga menerima penghargaan Indonesia Best Bank Award: The Provision of MSME Financing Service dari Warta Ekonomi dan berhasil mempertahankan standar mutu ISO 9001:2015. 


Sejalan dengan strategi dan arah kebijakan perseroan untuk mengembangkan layanan perbankan berbasis digital, strategi perseroan untuk penyaluran kredit akan lebih fokus pada bisnis konvensional, digital service sehat, dan fokus kepada UMKM. Itu dilakukan melalui kolaborasi dengan fintech, kerja sama channeling, dan joint financing. 


Sementara itu, untuk penghimpunan dana pihak ketiga akan fokus pada peningkatan, menjaga stabilitas dana ritel, dengan optimalisasi produk, dan pengembangan fitur layanan berbasis digital. (*)