EmitenNews.com - Multisarana Intan Eduka (MSIE) baru menyerap dana initial public offering (IPO) Rp11,64 miliar. Alokasi itu setara 35,5 persen dari koleksi dana bersih IPO Rp32,84 miliar. Dana tersebut mengucur untuk sejumlah keperluan. 

Yaitu, untuk pembangunan fasilitas baru senilai Rp5,16 miliar alias 16 persen. Realisasi itu, meleset dari skenario awal sejumlah Rp22,98 miliar atau 70 persen. Awalnya, dana tersebut diplot untuk pengadaan lahan, akuisisi, dan pembangunan.

Selanjutnya, senilai Rp6,47 miliar atau 20 persen digunakan untuk renovasi. Serapan itu, juga tidak sesuai dengan alokasi awal sebesar Rp9,85 miliar atau 30 persen. Berdasar skema awal, dana tersebut diplot untuk modal kerja. 

Sementara itu, sisa dana IPO sejumlah Rp21,20 miliar atau 64,5 persen ditempatkan pada sejumlah lembaga perbankan. Di mana, senilai Rp5 miliar mengendap di Nobu National Bank (NOBU) berdurasi tiga bulan dengan bunga atau bagi hasil 6,5 persen. Lalu, bersarang di BPR Dwicahaya Nusaperkasa Rp2 miliar dengan bunga 6,75 persen berjangka 3 bulan.

Selanjutnya, membiak di MNC Bank (BABP) Rp2,5 miliar dengan bunga 6 persen berjangka 3 bulan. Masih ditanam di MNC Bank (BABP) Rp2,5 miliar berdurasi 1 bulan dengan bunga 6 persen. Lalu, dikembangkan di Bank BRI (BBRI) senilai Rp5 miliar berbunga 5,75 persen berdurasi 6 bulan.

Dan, terakhir ditempatkan di Bank BCA (BBCA) sejumlah Rp4,2 miliar dengan tingkat bunga atau bagi hasil 3,66 persen berdurasi 12 bulan. Pada 10 Agustus 2023 lalu, perseroan mengemas dana IPO kotor Rp36 miliar. Setelah dikurangi biaya emisi Rp3,15 miliar alias 8,77 persen, perseroan memperoleh dana IPO bersih Rp32,84 miliar. (*)