Pertumbuhan tersebut dikontribusikan oleh ekuitas sebesar Rp7,10 triliun naik 16,38 persen dari akhir 2021 Rp6,10 triliun dan hal positif lainnya adalah liabilitas SSMS turun 2,14 persen dari Rp7,74 triliun di akhir tahun 2021 menjadi Rp7,57 triliun di 31 Maret 2022.

 

Adapun posisi keuangan SSMS yang layak menjadi perhatian adalah kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi per 31 Maret 2022 sebesar Rp420,09 miliar naik 343,53 persen dari sebelumnya Rp94,71 miliar.

 

Sebelumnya,Swasti Kartikaningtyas selaku Sekretaris Perusahaan SSMS,  mengatakan bahwa pertumbuhan kinerja yang sejalan dengan perkembangan teknologi industri disambut optimisme PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk atau SSMS dengan memprediksi penjualan tahun 2022 mencapai Rp6 triliun.

 

"Kita optimis pendapatan sekitar Rp5 triliun sampai dengan Rp6 triliun diprediksi dapat dicapai perseroan yang ditopang oleh peningkatan produksi," kata Swasti pada Rabu, 29 Juni 2022.

 

Dia menyebutkan bahwa perseroan menargetkan peningkatan produksi sebesar 6 hingga 8 persen dibandingkan tahun 2021 antara lain produksi CPO sebesar 541,643MT, Kernel sebesar 38,986 MT dan PKO sebesar 22,680 MT. "SSMS optimis bahwa untuk pendapatan akan dapat bertambah, karena harga sawit dalam tren positif terutama setelah keran ekspor dibuka kembali," ujarnya.

 

Sedangkan CFO Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), Jap Hartono menjelaskan bahwa dalam hal strategi bisnisnya SSMS tidak memilih untuk membuka lahan baru. "SSMS akan mengoptimalkan lahan yang sudah ada serta lebih memilih mengakuisisi perkebunan atau Perusahaan daripada membuka lahan baru," katanya pada Selasa, 28 Juni 2022.

 

Hartono menegaskan bahwa SSMS berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sebagai salah satu upaya membuka pangsa pasar yang lebih luas. "Kualitas produk yang lebih baik tentunya akan meningkatkan daya saing SSMS terutama di pasar ekspor yang sangat kompetitif," tandas Hartono.