EmitenNews.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Selasa menguat 77 basis poin terhadap dolar AS. Kenaikan nilai rupiah ini seiring dengan ekspektasi pasar akan berakhirnya pengetatan moneter di Amerika Serikat (AS).
Rupiah pada Selasa pagi naik 77 poin atau 0,508 persen ke posisi Rp15.072 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.149 per dolar AS.
"Hari ini masih akan tetap stabil, dengan ada peluang untuk menguat," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Selasa.
Rully mengatakan potensi penguatan kurs rupiah dipengaruhi dari sisi global, di mana indeks dolar AS melemah karena ekspektasi akan segera berakhirnya pengetatan moneter di AS.
Federal Reserve AS (The Fed) pada Rabu (22/3/2023) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin seperti yang diharapkan, tetapi mengambil sikap hati-hati terhadap prospek karena gejolak sektor perbankan. Namun, Ketua The Fed Jerome Powell tetap membuka pintu untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut jika perlu.
Pasar memperkirakan sekitar 55 persen peluang Fed mempertahankan suku bunga pada pertemuan berikutnya pada Mei dan mengantisipasi penurunan suku bunga pada awal Juli.
Rully memprediksi rupiah bergerak di kisaran Rp15.115 per dolar AS hingga Rp15.170 per dolar AS.(*)
Related News

Perkuat Sinergi, TCL Indonesia Gelar National Dealer Gathering 2025

PPH 21 dan PPN Bawa Penerimaan Pajak Bulan Maret Alami Rebound

Percepat Program Prioritas, Pemerintah Buka Blokir Anggaran Rp86,6T

Indonesia Bersaing dengan 72 Negara dalam Negosiasi Tarif dengan AS

BPS: April 2025 Terjadi Inflasi 1,95 Persen YoY

Lagi; Harga Emas Antam Turun Rp20.000 per Gram