OJK Tetapkan, Saham Daaz Bara Lestari (DAAZ) Sebagai Efek Syariah
Ilustrasi PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ). Dok. Investor Daily. , efek syariah, OJK,
EmitenNews.com - Otoritas Jasa Keuangan menetapkan saham PT Daaz Bara Lestari Tbk., sebagai Efek Syariah. Hal itu tertuang dalam Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan penetapan Efek Syariah yaitu Keputusan Nomor: KEP-52/PM.02/2024.
Dalam pengumumannya, Rabu (6/11/2024), OJK menyebutkan dengan dikeluarkannya Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan tersebut, maka Efek tersebut masuk Daftar Efek Syariah sebagaimana Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor: KEP-20/D.04/2024 tanggal 24 Mei 2024 tentang Daftar Efek Syariah.
Keputusan tersebut adalah tindak lanjut dari hasil penelaahan Otoritas Jasa Keuangan terhadap pemenuhan kriteria Efek Syariah atas Pernyataan Pendaftaran oleh PT Daaz Bara Lestari Tbk.
Sumber data yang digunakan sebagai bahan penelaahan berasal dari dokumen Pernyataan Pendaftaran serta data pendukung lainnya berupa data tertulis yang diperoleh dari Emiten maupun dari pihak-pihak lainnya yang dapat dipercaya.
Penting diketahui, secara periodik Otoritas Jasa Keuangan akan melakukan review atas Daftar Efek Syariah berdasarkan Laporan Keuangan Tengah Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan dari Emiten atau Perusahaan Publik.
Review atas Daftar Efek Syariah juga dilakukan apabila terdapat Emiten atau Perusahaan Publik yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi Efektif dan memenuhi kriteria Efek Syariah atau apabila terdapat aksi korporasi, informasi, atau fakta dari Emiten atau Perusahaan Publik yang dapat menyebabkan terpenuhi atau tidak terpenuhinya kriteria Efek Syariah. ***
Related News
OJK Sebut Bullion Bank Dapat Integrasikan Ekosistem Emas
Pemerintah Serap Pajak Rp1.688,93T, Setara 84,92 Persen Target APBN
OJK: Investor Muda Wajib Pahami Produk Saham Sebelum Berinvestasi
BEI Ungkap, 24 Perusahaan Antre IPO, 17 di Antaranya Beraset Besar
BEI Sosialisasikan Single Stock Futures, Ini Tujuannya
IHSG Naik 1,45 Persen di Sesi I, Sektor Teknologi Pendorongnya