EmitenNews.com - Setelah sukses melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) yang mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed), hari ini PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) secara resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten kedua di 2024.

Pada pelaksanaan IPO selama kurun 2-4 Januari 2024, CGAS melepas saham ke publik sebanyak 531.429.000 lembar bernilai nominal Rp50 per saham atau setara 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan. Adapun harga penawaran umum dibanderol Rp338 per saham atau berada di batas atas harga penawaran awal (book building) sekitar Rp284-Rp338 per saham, sehingga hal ini sekaligus menunjukkan optimisme Perseroan bahwa saham CGAS diminati publik.

 

Pada aksi korporasi ini, manajemen CGAS menunjuk PT Pilarmas Investindo Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi Efek. Direktur Pilarmas Investindo, William Siddharta mengungkapkan, tingginya antusias masyarakat untuk memiliki saham CGAS sudah tercermin di pasar primer yang mengalami kelebihan permintaan hingga 93,23 kali dari porsi penjatahan terpusat.

Lebih lanjut William menegaskan, tingginya minat dan permintaan masyarakat terhadap saham CGAS selama masa penawaran di pasar perdana telah mencerminkan kepercayaan investor terhadap bisnis Perseroan di bidang perdagangan dan distribusi gas yang ramah lingkungan.

 

Terlebih lagi, Perseroan juga masuk ke dalam kategori industri gas alam cair (liquid natural gas/LNG) yang sejalan dengan program pemerintah mengenai transisi menuju energi rendah emisi.

Perseroan sendiri memproyeksikan memiliki penjualan tembus sebesar Rp 1 Trilyun selama 5 tahun kedepan atau meningkat hampir 4 kali lipat dibandingkan tahun 2023. Sementara untuk laba bersih pada periode yang sama naik hingga 10x lipat dibandingkan tahun 2022.

 

Berdasarkan kalkulasi Pilarmas Investindo atas data tersebut dengan menggunakan metodologi DCF, kata Andika, tercatat kisaran penilaian ekuitas Rp687.025 miliar. "Metode Discounted Cash Flow" (DCF) menggunakan asumsi tingkat bunga bebas risiko sebesar 6,4 persen, beta sebesar 1,53, premi risiko negara 2,9 persen, biaya ekuitas 13,1 persen, biaya utang 8,3 persen, pertumbuhan terminal sebesar 3 persen dan WACC sebesar 10,85 persen".

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama CGAS, Andika Purwonugroho mengatakan, keputusan melakukan IPO ini sebagai langkah Perseroan untuk peningkatan kapasitas pendanaan dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan dan menguatkan stabilitas keuangan.

 

Adapun sebesar 90 persen dari dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini ---setelah dikurangi biaya-biaya emisi--- akan digunakan sebagai dana belanja modal (capex) untuk membangun LNG station di Galian Field Tambun Zone 7 Regional 2, sedangkan sisanya akan dimanfaatkan untuk modal kerja. Sementara itu, dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I juga akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan.

Andika memaparkan, pencatatan saham CGAS di BEI merupakan bagian dari strategi peningkatan kapasitas pendanaan, ekspansi usaha, tata kelola dan prinsip keterbukaan Perseroan secara lebih baik sebagai perusahaan publik, sehingga upaya ini diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi stakeholder Perseroan. Bahkan, lanjut dia, pengembangan bisnis CGAS juga sejalan dengan program pemerintah terkait transisi energi yang memprioritaskan gas alam sebagai sumber energi dengan tingkat emisi yang lebih rendah dibanding bahan bakar minyak (BBM).

 

"Kami berharap kehadiran PT Citra Nusantara Gemilang Tbk di BEI akan memberi kesempatan yang luas bagi seluruh masyarakat untuk dapat memiliki Perseroan melalui Bursa. Kehadiran CGAS pada BEI juga diharapkan dapat menyemarakkan perdagangan saham di BEI dan menjadi opsi yang menarik bagi para investor," tutur Andika.

Ke depannya, jelas Andika, selain mengembangkan LNG dengan menggunakan dana hasil IPO, CGAS juga berencana melakukan ekspansi usaha ke beberapa daerah dengan membangun mother station baru yang lebih mendekati target pasar, yakni di Grobogan Purwodadi, Jawa Tengah dengan kapasitas plant 1,5 MMSCFD dan mother station di Majalengka berkapasitas plant 1 MMSCFD, serta mother station di Manyar, Gresik, Jawa Timur berkapasitas plant 2 MMSCFD.