EmitenNews.com—Salah satu emiten nikel, PT PAM Mineral Tbk (NICL) meraup penjualan pada akhir 2022 sebesar Rp 1,13 triliun, meningkat tajam 170% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 419 miliar.

 

Kemudian dari sisi laba usaha, NICL mencatatkan peningkatan yang signifikan yakni sebesar 208% dari sebesar Rp 59,4 miliar menjadi sebesar Rp 183 miliar. Kemudian dari sisi bottom line, laba bersih perseroan bahkan meningkat lebih tinggi lagi yakni 230% dari Rp 45,5 miliar menjadi Rp 150 miliar pada 2022.

 

Sedangkan dari sisi neraca, total aset NICL mencatatkan pertumbuhan 44% dari Rp 417 miliar menjadi Rp 600 miliar pada 2022. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh peningkatan ekuitas 43% dari Rp 347 miliar menjadi Rp 497 miliar.

 

"Sedangkan dari sisi utang, perseroan tidak membukukan peningkatan utang kepada pihak ketiga yang signifikan. Perseroan pun tidak memiliki utang bank," kata Direktur Utama PAM Mineral Ruddy Tjanaka dalam keterangan tertulis, Selasa (4/4/2023).

 

Ruddy menjelaskan peningkatan tersebut ditopang terutama oleh kenaikan volume penjualan dan harga nikel dunia. Walaupun 2022 masih terjadi usai pandemi COVID-19 serta perekonomian dunia yang penuh tantangan, perseroan tetap menjalankan kegiatan operasinya dengan cukup baik.

 

Dia mengungkapkan perusahaan melakukan eksplorasi berkelanjutan serta menjaga prinsip konservasi mineral melalui optimasi pemanfaatan bijih nikel yaitu memanfaatkan sumber daya mineral dan melakukan diversifikasi produk. Diversifikasi produk dilakukan dengan pembagian berdasarkan persentase kadar nikel yang terkandung dalam bijih menjadi bijih kadar rendah, bijih kadar menengah dan bijih kadar tinggi (Low Grade, Middle Grade, dan High Grade).

 

Perseroan memanfaatkan bijih kadar rendah (low grade) dengan melakukan optimalisasi cut off grade sehingga bijih kadar rendah yang sebelumnya dianggap waste dapat diolah dan dipasarkan. Pada 2023, perseroan akan fokus untuk meningkatkan produksi nikel dari sebelumnya 2,1 juta ton menjadi 2,6 juta ton.

 

"Sudah memperoleh persetujuan RKAB dari ESDM untuk rencana peningkatan produksi kami. Fokus kami ke depannya akan menambah cadangan nikel baik melalui optimalisasikan dari di wilayah IUP Perseroan di Morowali maupun wilayah IUP anak perusahaan di Konawe. Selain itu, kami juga akan mencari peluang IUP baru baik secara organic maupun an-organic untuk mendukung rencana Perseroan di atas," jelas dia.