EmitenNews.com - Pemerintah telah melonggarkan kegiatan masyarakat seiring penanganan COVID-19 yang kian membaik. Hal itu memicu kegiatan Ramadhan 2022 disebut akan kembali meriah. Tahun ini, pemerintah bahkan memperbolehkan mudik, tradisi pulang kampung yang biasa terjadi saat hari raya Idul Fitri. Kondisi ini disebut berimbas positif bagi emiten utamanya makanan dan minuman yang kerap jadi serbuan saat momen hari raya tiba.

 

"Dampak dibukanya mudik akan berdampak positif terhadap konsumsi khususnya untuk makanan minuman,” kata Direktur dan Sekretaris PT Kino Indonesia Tbk (KINO), Budi Mulyono, Senin (28/3/2022).

 

Selain itu, sektor lain yang disebut Budi bakal mendulang cuan adalah transportasi. Dengan demikian, roda perekonomian akan berputar lebih cepat dan berdampak positif bagi perusahaan. Melihat mobilitas dan daya beli masyarakat yang membaik, Budi mengatakan Perseroan telah menyiapkan strategi. Utamanya mengacu pada keadaan sebelum pandemi.

 

"Sama seperti periode Ramadhan sebelumnya, kita persiapkan produk minuman yang biasa mengalami peningkatan penjualan selama periode festive ini,” ujarnya.

 

Sayangnya, di saat bersamaan terjadi kenaikan harga untuk sejumlah komoditas. Artinya, ada potensi kenaikan harga bahan baku. Tak ambil pusing, Budi mengatakan perseroan juga telah melakukan penyesuaian untuk mengatasi kenaikan harga tersebut.

 

"Untuk kenaikan harga bahan baku, tentunya kita melakukan penyesuaian dan juga efisiensi supaya bisa mengatasi kenaikan harga tersebut,” kata Budi.

 

Sebagai acuan, KINO membukukan kinerja yang kurang apik pada momentum Ramadan tahun lalu. KINO mencatat penurunan pendapatan Rp 964,26 miliar pada kuartal I-2021. Pendapatan ini turun sekitar 13,37 persen dari periode sama 2020 sebesar Rp 1,11 triliun. Meski begitu, KINO optimistis ada peningkatan kinerja keuangan pada 2022.

 

KINO memang menyatakan kenaikan harga komoditas dunia yang berimbas ke kenaikan harga bahan baku masih menjadi tantangan bagi perusahaan. Budi menyatakan perusahaan akan mengoptimasi penjualan pada produk-produk yang secara permintaan masih terjaga di tengah pandemi.