EmitenNews.com - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan stok beras secara nasional aman dengan harga yang terjangkau. Pemerintah memastikan stabilitas harga beras nasional tetap terjaga.


Penegasan itu disampaikan Mendag saat meninjau Pasar Induk Beras Cipinang bersama Kepala Badan Pangan Nasional Arif Prasetyo Adi pada hari ini, Senin (3/10). Turut hadir Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, Kepala Perum Bulog Budi Waseso, serta Ketua Komisi IV DPR RI Sudin.


Mendag mengatakan beras pengaruhnya terhadap inflasi sangat tinggi. Oleh karena itu, Pemerintah terus mengecek stok di pasar, salah satunya Pasar Induk Beras Cipinang.


"Memang kenyataannya, Agustus—September harga beras naik. Salah satunya disebabkan kenaikan harga gabah," ujar Zulhas. Tapi menurutnya pemerintah telah melakukan beberapa langkah. Salah satunya dengan memenuhi permintaan pasar. "Kita memenuhi pasar, tidak hanya di Pasar Induk Cipinang, tetapi juga seluruh tanah air," tandasnya.


Mendag berharap Pemerintah Daerah merespons dengan cepat gejolak harga barang kebutuhan pokok. Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan kepala daerah untuk terus memantau harga barang kebutuhan pokok, seperti beras.


"Berapapun gejolak harga yang terjadi di pasar, Pemerintah Daerah diharapkan tetap menjaga sesuai harga standar. Misalnya dengan subsidi harga sehingga harga tidak bergejolak," imbuhnya.


Mendag juga mengungkapkan, Pemerintah akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait agar harga beras dapat terkendali, baik jangka pendek maupun jangka panjang.


"Diharapkan operasi pasar dilakukan serempak di seluruh tanah air, terutama di daerah yang mengalami kenaikan signifikan agar harga terkendali," tutupnya.


Sementara Menhub Budi Karya mengungkapkan, Kementerian Perhubungan siap untuk mengirimkan beras dan komoditas lainnya ke berbagai daerah seluruh Indonesia. Salah satunya melalui tol laut yang relatif fleksibel dan bisa dilakukan setiap saat. Kementerian Perhubungan juga akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan daerah untuk memperlancar transportasi.


Kepala Badan Pangan Nasional Arif Prasetyo menambahkan, kenaikan harga beras tidak bisa dihindari. Penyebabnya di antaranya kenaikan biaya tanam dan kenaikan biaya distribusi. Untuk itu, Pemerintah, melalui Bulog akan mendukung pasar dengan menyerap beras sesuai dengan harga yang telah ditentukan Pemerintah.


Arif menyebut, stok Bulog hari ini sekitar 800 ribu ton dan Pemerintah akan menyerap beras hingga 1,2 juta ton. Jadi berapapun yang diminta pasar seperti Cipinang, akan dipenuhi. Bapanas beserta pemangku kepentingan terkait selalu memperhatikan stok beras dan barang penting lainnya karena inflasi dari volatile food ini yang masih bisa kita kendalikan.


Senada dengan Arif, Wamentan Harvick menyampaikan, Kementan berkonsentrasi penuh dalam menjaga ketersediaan produksi beras sesuai target. Pada tahun ini, produksi cukup namun karena ada situasi yang tidak bisa dihindari yang mengganggu distribusi dan penyerapan.


Sebelumnya, Pemerintah telah telah menugaskan Perum Bulog melaksanakan program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) beras medium yang dilakukan sepanjang tahun hingga 31 Desember 2022 di seluruh wilayah di Indonesia.


Pada program ini, Perum Bulog perlu mengoptimalkan penyaluran beras medium untuk mengisi pasokan beras medium secara terus-menerus kepada pedagang eceran di pasar rakyat, ritel modern, maupun pedagang eceran lainnya yang mudah dijangkau masyarakat dengan harga jual maksimal di tingkat konsumen akhir sesuai Harga Eceran tertinggi (HET), baik secara langsung oleh Perum Bulog maupun melalui distributor/mitra Perum Bulog.


Perum Bulog telah menyalurkan KPSH beras medium sejak Januari—30 September 2022 dengan realisasi sebesar 652.768 ton, dan khusus DKI Jakarta sebesar 31.715 ton.(fj)