EmitenNews.com - Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) per 31 Maret 2023 mencatat volume penjualan semen dan clinker 4,45 juta ton. Melesat 9,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya 4,07 juta ton. Itu termasuk tambahan volume penjualan dari Maros Plant, Sulawesi Selatan yang disewa-pakai dari PT Semen Bosowa Maros. 


Volume penjualan semen domestik tercatat 4,30 juta ton. Melejit 6,6 persen dari episode sama tahun sebelumnya 4,03 juta ton. Penjualan ekspor meningkat 368,6 persen menjadi 156 ribu ton dari posisi sama tahun lalu 33 ribu ton. Pendapatan bersih naik 19,3 persen menjadi Rp4,24 triliun dari edisi sama tahun lalu Rp3,55 triliun.


Itu menyusul peningkatan volume, dan harga lebih tinggi karena kenaikan harga jual bertahap tahun lalu. Beban pokok pendapatan bengkak 14,3 persen menjadi Rp2,96 triliun, dari edisi sama tahun lalu Rp2,59 triliun sejalan peningkatan volume penjualan. Kombinasi dari dua komponen itu, menyebabkan peningkatan margin laba bruto menjadi 30,1 persen dari episode sama tahun lalu 27 persen. 


Beban usaha bengkak 5,8 persen menjadi Rp822,2 miliar dari posisi sama tahun lalu Rp776,9 miliar dari efek volume penjualan lebih tinggi, kenaikan tenaga kerja secara umum, dan biaya perjalanan seiring telah normalnya aktivitas pasca-pandemic covid. Turunnya beban operasi lain bersih menjadi Rp12,9 miliar, susut 155,4 persen dari periode sama tahun lalu Rp23,2 miliar.


Itu tersebab kerugian kurs karena penguatan mata uang rupiah dari akhir 2022. Kondisi itu, berbanding terbalik dengan situasi pada kuartal pertama 2022. Itu menyebabkan margin laba usaha 10,4 persen, dan Margin EBITDA 18,2 persen. Perseroan mencatat pendapatan keuangan-neto 24,6 persen menjadi Rp23,4 miliar dari edisi sama tahun sebelumnya Rp18,7 miliar karena suku bunga deposito lebih baik. 


Lonjakan beban pajak penghasilan-neto menjadi Rp96,8 miliar, susut 105,8 persen dari episode sama tahun lalu Rp47,0 miliar. Penyebabnya, hasil usaha terkena pajak lebih tinggi. So, laba periode berjalan meningkat 103,4 persen menjadi Rp371,4 miliar dari edisi sama tahun lalu senilai Rp182,6 miliar. 


Perseroan membukukan posisi kas bersih dengan kas dan setara kas Rp4,3 triliun. Arus kas kuat dari operasi, dan upaya gigih manajemen mendongkrak modal kerja merupakan kunci mempertahankan neraca tangguh. Dengan posisi neraca kuat, dan tanpa utang bank, Indocement siap menghadapi tantangan ke depan di tengah kelebihan pasokan semen dan siap mengambil peluang yang akan membawa sinergi lebih baik di masa depan.


Penurunan pemakaian semen kantong 9,3 persen, dengan komposisi 73 persen porsi total konsumsi semen domestik, telah menyeret konsumsi semen nasional secara keseluruhan turun 6,5 persen. Di mana, itu bertolak belakang dengan pemulihan pertumbuhan pada kuartal I-2022 sebesar 4,9 persen. ”Kami antisipasi tren ini kembali pulih setelah musim libur lebaran dengan peningkatan belanja masyarakat sebelum Pemilu 2024. Percepatan pembangunan infrastruktur, dan komersial termasuk dampak pembangunan ibu kota baru di Kalimantan. Kami perkirakan pertumbuhan konsumsi semen tahun ini mencapai kisaran 1-2 persen,” tulis Antonius Marcos, Direktur dan Corporate Secretary Indocement Tunggal Prakarsa. (*)