EmitenNews.com - Nilai tukar (kurs) rupiah masih terus melemah terhadap dolar AS seiring dengan pelaku pasar yang menantikan data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS).


Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi hingga pukul 10.41 WIB sudah terdepresiasi 72 poin atau 0,45 persen ke posisi Rp15.767 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan hari sebelumnya Rp15.695 per dolar AS.


"Rupiah masih terus tertekan karena lebih terpengaruh oleh sentimen global," kata Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Jumat (4/11).


Menurut Rully, pasca-pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) kemarin dolar AS cenderung naik. Saat ini Indeks Dolar AS masih di kisaran 112 hingga 113.


"Hal ini terutama karena terminal rate dari The Fed, dimana puncak yang akan terjadi kemungkinan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya," ujar Rully.


Selain itu, lanjut Rully, pelaku pasar kini juga tengah menunggu rilis data tenaga kerja AS nanti malam.


"Kalau ternyata Non Farm Payroll (NFP)-nya lebih tinggi dari perkiraan dan tingkat pengangguran AS lebih rendah dari perkiraan, saya rasa berpotensi untuk kembali menekan rupiah," kata Rully.


Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar menanti rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia untuk kuartal III 2022.


"Saya rasa angka GDP pada hari Senin bisa lebih baik dibanding kuartal II 2022," ujar Rully.


Rully memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp15.640 per dolar AS hingga Rp15.715 per dolar AS.(fj)