Pemerintah Siapkan 18 Proyek Hilirisasi, Investasi Rp618 Triliun
![Ketua Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Bahlil Lahadalia menyerahkan Kajian proyek hilirisasi ke Kepala BPI Danantara Rosan Roeslani. [Suara.com/Achmad Fauzi]. Pemerintah Siapkan 18 Proyek Hilirisasi, Investasi Rp618 Triliun](https://www.emitennews.com/images/news/image_1753190464.webp?25119ab)
Ketua Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Bahlil Lahadalia menyerahkan Kajian proyek hilirisasi ke Kepala BPI Danantara Rosan Roeslani. [Suara.com/Achmad Fauzi].
EmitenNews.com - Pemerintah menyiapkan 18 proyek hilirisasi dan ketahanan energi nasional. Proyek senilai Rp618 triliun tersebut mulai dari proyek hilirisasi mineral dan batu bara, transisi energi, hingga hilirisasi kelautan dan perikanan. Kalau belasan proyek ini berjalan baik, diperkirakan bakal menyerap 300 ribu tenaga kerja.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, yang juga Ketua Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa setidaknya terdapat 18 proyek yang telah siap dilakukan pra studi kelayakan. Total nilai investasi dari 18 proyek ini mencapai USD38,63 miliar atau setara dengan Rp618,13 triliun.
"Perlu kami laporkan bahwa agenda hilirisasi sesuai dengan apa yang diamanahkan dalam keputusan Presiden, ada 18 proyek yang sudah siap pra FS-nya Pak Kepala Danantara dengan total investasi sebesar USD38,63 miliar atau setara Rp618,3 triliun," kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat Konferensi Pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (22/7/2025).
Satu hal, nilai investasi sebesar Rp618,13 triliun tersebut di luar investasi untuk pengembangan Ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Dari 18 proyek yang sudah disusun, terdiri atas delapan proyek hilirisasi di sektor mineral dan batu bara, dua proyek tentang transisi energi. Kemudian, dua proyek ketahanan energi, tiga proyek hilirisasi pertanian, serta tiga proyek hilirisasi kelautan dan perikanan.
Dalam berbagai kajian pra studi kelayakan itu, sudah melewati proses yang cukup panjang. Mulai dari diskusi, kajian mendalam antar tim yang melibatkan akademisi, dan melibatkan para pelaku usaha.
Dengan semangat itu, Bahlil optimistis di tangan Danantara, sejumlah proyek tersebut akan berjalan lancar. Terlebih, Danantara mempunyai kekuatan dari sisi pendanaan.
Menteri Bahlil Lahadalia secara resmi menyerahkan dokumen studi pra-kelayakan untuk proyek hilirisasi dan ketahanan energi nasional kepada CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani.
Dalam acara Penyerahan Dokumen Pra-Studi Kelayakan Proyek Prioritas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (22/07/2025), Menteri Bahlil mengatakan, untuk penyempurnaan kajiannya perlu dilakukan lebih lanjut oleh Danantara.
"Jadi, memang ini belum sempurna, namanya saja pra-FS. Sudah tentu untuk penyempurnaannya kita serahkan kepada Danantara, karena Danantara yang punya uang untuk melakukan penyempurnaan, karena kita uangnya setengah-setengah. Karena uangnya setengah-setengah jadi penyelesaiannya juga tidak utuh. Tapi saya yakin dan percaya bahwa Danantara di bawah pimpinan Pak Rosan akan semakin paten dan semakin bagus untuk mengeksekusi ini," paparnya.
Dari 18 proyek hilirisasi ini, diperkirakan akan menyerap lapangan kerja hingga hampir 300.000 tenaga kerja.
Selanjutnya, Tim Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional akan komunikasi intens dengan Danantara, termasuk untuk penentuan skema pembiayaan dan skala prioritas proyek.
"Jadi, silahkan teman-teman Danantara untuk melakukan kajian, nanti tim kami akan kami sama-sama juga dengan Danantara, kalau informasi apa yang belum segala macam kita kasih, begitu clear izinnya nanti kita akan bantu," ujar Bahlil Lahadalia. ***
Related News

Pungut Pajak Kripto, DJP Finalisasi Dasar Perhitungannya

DPR-Pemerintah Sepakati KEMPPKF 2026, Ekonomi 5,2-5,8 Persen

Menkeu Tekankan Pentingnya Perpajakan Internasional yang Adil

McKinsey: Digitalisasi Dongkrak USD120 Miliar Pendapatan Indonesia

Investasi Hulu Migas Naik 28,6 Persen di Semester I

Tanzania Belajar Kelola Utang dan Penerbitan SUN dari Indonesia