EmitenNews.com - Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) akan membagikan dividen tunai Rp32 per lembar. Dividen itu, akan menyasar para pemodal tercantum dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) perseroan pada 4 Maret 2024 atau cum dividen pasar reguler dan negosiasi.

Cum dividen pasar tunai akan jatuh pada penutupan bursa pada 6 Maret 2024. Mengacu harga penutupan perdagangan Jaya Ancol pada 23 Februari 2024 di level Rp965 per saham. Oleh karena itu, yield dividen 3,3 persen. Jaya Ancol akan membagi dividen tunai Rp51,199 miliar pada 28 Maret 2024.

Dengan begitu, rasio pembagian dividen atau dividen pay out ratio mencapai 21,77 persen dari laba bersih tahun buku 2023 sebesar Rp235,17 miliar. Merujuk komposisi pemegang saham, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menerima Rp36,8 miliar atau 72 persen dari total dividen perseroan.

Sedangkan Pembangunan Jaya akan menampung Rp9,21 miliar atau 18,01 persen dari total dividen. Itu salah satu hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2023 Jaya Ancol akhir pekan lalu.

Dalam RUPST itu, juga memutuskan penyisihan Rp2,35 miliar, atau sebesar 1 persen dari laba bersih tahun 2023 untuk cadangan umum. Lalu menetapkan laba ditahan Rp183,97 miliar atau setara 78,23 persen dari laba bersih tahun buku 2023.

Pada perdagangan kemarin, Rabu (28/2/2024) saham Jaya Ancol bergerak dari batas bawah Rp940 dan batas atas Rp955, lalu di tutup flat di Rp945 atau sama dengan hari sebelumnya.

Satu bulan terakhir saham Jaya Ancol turun 2,58 persen atau 25 poin meninggalkan level Rp970 per 31 Januari 2024. Sedangkan sejak awal tahun tetap flat di level saat ini, walau sempat menguat ke Rp1.030.

Secara tahunan saham Jaya Ancol menguat 38,97 persen atau 265 poin dari level Rp680 pada 1 Maret 2023. Untuk lima tahun belakangan, saham Jaya Ancol sempat menyentuh level terendah pada saat pandemi Covid ke level Rp408 per saham pada 8 Mei 2020. (*)