EmitenNews.com - Perubahan perilaku masyarakat dalam berbelanja tampaknya bakal menjadi pesaing serius mesin pencari seperti Google, Yahoo, Baidu dan yang lain. Laporan Lazada Sponsored Solutions (LSS) menemukan lebih dari 57% konsumen di Asia Tenggara mencari produk secara langsung lewat marketplace e-commerce. Bukan mesin pencari.


CEO Lazada Group, James Dong, memprediksi Platform e-commerce bakal menjadi mesin pencari baru ke depan. Terbukti marketplace e-commerce seperti Lazada telah melampaui media sosial dan mesin pencari untuk menjadi saluran penemuan pilihan.


Perubahan perilaku dan pola pikir selama dua tahun terakhir telah mendorong lebih banyak konsumen berkualitas tinggi yang mencari produk otentik berkualitas tinggi, dan pengalaman berkualitas, untuk datang ke LazMall.


“Merek sekarang memiliki kesempatan untuk membangun mindshare dan terhubung dengan konsumen menggunakan alat dari Lazada, untuk mempercepat pertumbuhan mereka di ruang e-commerce dan melibatkan audiens yang tepat,” katanya.


Laporan LSS menyebut, dengan penetrasi pengguna e-commerce yang diperkirakan akan mencapai 413 juta pengguna pada tahun 2025, perjalanan belanja yang lebih dinamis melihat 57% pembeli di kawasan ini mencari produk langsung di marketplace e-commerce. Pergeseran saluran mesin pencari ini menyoroti pentingnya solusi pemasaran e-commerce dan digitalisasi bisnis untuk tetap tangguh dan relevan di tengah kenaikan suku bunga global dan tekanan inflasi.


Tidak hanya itu, laporan LSS tersebut juga menunjukkan bahwa penemuan teratas dalam pencarian dan rekomendasi produk membantu pembeli dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini ditunjukan dengan 94% pembeli menggunakan fungsi pencarian untuk menemukan produk di Lazada, dan 94% benar-benar membeli produk yang mereka temukan melalui pencarian. Selain itu, 71% pembeli membeli produk sebagai hasil dari fitur ‘rekomendasi’ Lazada yang disesuaikan untuk pengguna.


Chief Business Officer Lazada Group James Chang menambahkan, LazMall tetap menjadi penawaran utama yang akan terus dikembangkan Lazada dan diinvestasikan untuk meningkatkan pengalaman, keterlibatan, dan retensi pelanggan. Industri e-commerce di Asia Tenggara mengalami pertumbuhan luar biasa dari 2019 hingga 2021, didorong oleh adopsi pembeli yang belum pernah terjadi sebelumnya selama pandemi.


Chief Technology Officer Lazada Group Howard Wang menjelaskan kecerdasan data perusahaan membantu merek dan penjual menargetkan audiens dengan lebih akurat, dan meningkatkan konversi. Hal ini diperkuat dengan penggunaan Augmented Reality (AR), yang meningkatkan hasil bisnis dan meningkatkan pengalaman merek bagi pembeli.


Teknologi AR Lazada yang memungkinkan pengguna untuk mencoba produk kecantikan secara real-time dengan hasil yang nyata, memungkinkan merek untuk memberikan pengalaman belanja virtual yang disesuaikan dan ultra-realistis. “Virtual Try On (VTO) memiliki fitur kaya fungsi yang memungkinkan konsumen memilih dan mencoba produk,” tutupnya.(fj)