EmitenNews.com - Setelah berakhirnya masa penawaran dari tanggal 6 November – 6 Desember 2023, pada 11 Desember 2023, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko atas nama Menteri Keuangan menetapkan hasil penjualan Sukuk Tabungan seri ST011T2 (Tenor 2 Tahun) dan Green Sukuk Ritel - Sukuk Tabungan seri ST011T4 (Tenor 4 Tahun).


Siaran pers Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkap total volume pemesanan pembelian ST011T2 dan ST011T4 (Green Sukuk) yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp20.025.157.000.000. Sukuk Tabungan seri ST011T2 dan ST011T4 (Green Sukuk) ini menggunakan akad Wakalah dengan menggunakan Barang Milik Negara (BMN) dan Proyek APBN tahun 2023 sebagai underlying asset.


Penerbitan ST011 merupakan penerbitan instrumen SBSN ritel terakhir di tahun 2023. Sukuk Tabungan seri ST011T2 (Tenor 2 Tahun) menawarkan tingkat imbalan/kupon sebesar 6,30% per tahun dan seri ST011T4 (Tenor 4 Tahun) 6,50% per tahun yang bersifat floating with floor. Terbukti, animo masyarakat sangat tinggi untuk berinvestasi di ST011.


Antusiasme masyarakat juga terlihat dari keikutsertaan dalam kegiatan edukasi yang dilaksanakan baik secara offline maupun online sepanjang masa penawaran ST011. Penjualan ST011 didukung dengan campaign dan kegiatan edukasi ke masyarakat secara offline di pulau Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan serta optimalisasi media sosial untuk memberikan informasi tentang investasi di pasar keuangan, khususnya investasi di SBN ritel.


Adapun beberapa catatan capaian penjualan ST011T2 dan ST011T4 (Green Sukuk) sebagai berikut:


ST011 merupakan seri SBSN Ritel keempat yang diterbitkan pada tahun 2023 dalam dual tranches, yaitu seri ST011T2 (Tenor 2 Tahun) dan Green Sukuk Ritel - Sukuk Tabungan seri ST011T4 (Tenor 4 Tahun). Adapun total penerbitan untuk ST011 sebesar Rp20 T dari 68.284 investor dengan rincian total penjualan ST011T2 sebesar Rp14,5 T dan ST011T4 sebesar Rp5,5 T.


Kuota seri ST011T4 telah terpenuhi T-3 sebelum masa penawaran berakhir, hal ini menunjukkan minat investor terhadap ST tenor 4 tahun masih tinggi.
Berdasarkan Range Nominal Pemesanan, baik ST011T2 maupun ST011T4, jumlah investor terbanyak berada pada range Rp5 juta s.d. Rp100 juta (44,83% untuk ST011T2 dan 43,71% untuk ST011T4), dengan volume pemesanan terbesar pada range di atas Rp1 miliar (39,82% untuk ST011T2 dan 49,20% untuk ST011T4).


Berdasarkan Gender, baik ST011T2 maupun ST011T4 jumlah investor didominasi oleh investor perempuan masing-masing sebesar 58,42% dan 52,16%, dari sisi volume pemesanan, ST011T2 didominasi oleh investor Perempuan sebesar 51,88%, sedangkan ST011T4 didominasi oleh investor Laki-laki sebesar 56,14%.


Berdasarkan Wilayah Pemesanan, ST011 kembali menjangkau seluruh provinsi di wilayah Indonesia. Baik ST011T2 maupun ST011T4, pemesanan didominasi wilayah Indonesia Bagian Barat (selain DKI Jakarta), untuk ST011T2 dengan jumlah investor 32.836 orang (60,20%) dan volume pemesanan Rp6,95 T (47,84%) untuk ST011T4, jumlah investor 11.497 orang (60,14%) dan volume pemesanan Rp2,67 T (48,50%).


Berdasarkan Profesi, baik ST011T2 maupun ST011T4 jumlah investor didominasi Pegawai Swasta yaitu sebesar 34,10% dan 36,55%, sedangkan volume pemesanan didominasi pegawai Wiraswasta masing-masing sebesar 34,25% dan 34,08%.


Jumlah investor milenial mendominasi dengan total investor sebesar 28.575 orang untuk ST011T2 dan 10.655 orang untuk ST011T4. Kontribusi investor milenial terus meningkat dibandingkan penerbitan ST010.


Jumlah investor baru ST011T2 dan ST011T4 terhadap SBN Ritel sebanyak 15.586 investor dengan total volume pemesanan Rp2,9 T. Sedangkan jika dibandingkan terhadap SBSN Ritel, jumlah investor baru sebesar 23.177 investor dengan total volume pemesanan Rp4,7 T.


Penerbitan Instrumen SBN Ritel tersebut merupakan bagian dari upaya Pemerintah untuk memperdalam pasar keuangan domestik serta memperluas basis investor, khususnya investor ritel serta mendukung peralihan masyarakat dari saving society menjadi investment society.


Penerbitan Green Sukuk Ritel merupakan bagian dari komitmen Pemerintah untuk membantu mengurangi dampak perubahan iklim karena hasil penerbitannya akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek ramah lingkungan dalam APBN.(*)