Perang Pecah, IHSG Susuri Zona Merah
Seseorang tampak mengabadikan pergerakan IHSG via ponsel pintar. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks utama Wall Street pekan lalu ditutup melemah. Itu setelah pecah perang Israel-Iran meningkatkan risiko geopolitik, dan mendorong kenaikan harga minyak mentah. Serangan Israel atas Iran kemudian dibalas Iran, memicu kekhawatiran suplai minyak mentah terganggu.
Bahkan, harga minyak mentah sempat menguat hingga 7 persen. Harga emas menguat sekitar 1,3 persen menjadi USD3,428 per troy oz. itu seiring lonjakan permintaan akan safe haven. U.S. 10-year Bond Yield naik 5 bps menjadi 4,411 persen. Kenaikan harga minyak mentah mendorong lonjakan harga energi berakibat pada peningkatan laju inflasi.
Pekan ini, fokus perhatian pasar pada perkembangan konflik Timur Tengah, dan kemajuan negosiasi dagang Amerika Serikat (AS) dengan para mitra dagang. Pasar juga mencermati KTT G7 di Kanada pada 15-17 Juni 2025. Beberapa bank sentral akan membahas kebijakan moneter pekan ini.
Yaitu The Fed, PBoC, BoJ, BoE, dan BI dengan taksiran akan mempertahankan suku bunga tetap. Demikian juga dengan bank sentral Swiss, Swedia, Norwegia, Turki, Brasil, Filipina, dan Taiwan. Selama pekan lalu, indeks menguat 0,74 persen meski pada Jumat, 13 Juni 2025 ditutup melemah 0,53 persen menjadi 7.166.
Itu akibat peningkatan ketegangan geopolitik Timur Tengah, dan kekhawatiran akan dampak terhadap perekonomian domestik, di tengah ancaman tarif, dan pelemahan daya beli masyarakat. Secara teknikal, diprediksi indeks berpotensi melanjutkan koreksi, dan menguji level MA200 sekitar 7.132 hingga level support 7.100.
Berdasar data dan fakta itu, Phintraco Sekuritas menyarankan para investor untuk mengakumulasi sejumlah saham berikut. Yaitu, Adaro Andalan (AADI), Ciputra Development (CTRA), Pelat Timah Nusantara alias Latinusa (NCKL), Harum Energy (HRUM), dan Essa Industries (ESSA). (*)
Related News
IHSG Kembali ke Zona Merah, Level 8.600 Jebol!
IHSG Melemah Jelang Libur Nataru, Sesi I Ditutup di Level 8.614
Industri Pulp dan Kertas Sumbang 15,55 Persen Emisi Industri
Bapanas Bakal Sikat Pelanggar HET dan HAP Bapok Jelang Nataru
Simpan 173 Juta Barel Minyak, WK Gagah Jatuh ke Tangan Proteknik Utama
Lelang WK Migas Tahap III Tawarkan Kebijakan Fiskal Menarik





