EmitenNews.com - Program kredit usaha rakyat (KUR) sukses dijalankan dengan implementasi penyaluran secara luring atau offline. Ke depan, perlu dipikirkan bersama potensi menjangkau UMKM khususnya yang unbankable dalam program tersebut secara digital. Itu bisa dilakukan dengan memanfaatkan momentum kolaborasi bank dan fintech, khususnya fintech lending.

 

Dalam webinar Fintech Talk: Adopsi Digitalisasi Perbankan dan Kolaborasi dengan Fintech dalam Rangka Mendukung UMKM Nasional, Rabu (17/11/2021), Wakil Ketua Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas) Ahmad Siddik Badruddin menyampaikan, KUR bisa lebih akseleratif melayani UMKM dengan memanfaatkan kerja sama bank dan financial technology (fintech). Namun, program tersebut harus lebih dulu terdigitalisasi agar segmen UMKM unbankable bisa diakses fintech.

 

Ahmad Siddik Badruddin menyatakan, beberapa fintech mungkin bisa mendapatkan akses untuk melayani UMKM unbanked atau underbanked melalui digitalisasi program KUR. Itu sebagai salah satu gagasan yang ditindaklanjuti bersama, karena pemerintah mendukung bank dan fintech untuk penyaluran KUR terutama untuk segmen unbanked dan underbanked.

 

Namun demikian, program KUR perlu lebih dulu terdigitalisasi. Setelah itu, fintech baru bisa masuk bersama bank untuk memberikan pembiayaan modal kerja UMKM. Cara itu dinilai bakal efektif karena program KUR tidak lagi bergantung dari jaringan distribusi bank, tapi turut memanfaatkan jaringan distribusi fintech yang cenderung menyasar segmen unbankable atau underserved.

 

Perlu upaya kolaboratif dan efektif untuk bersama-sama mendukung UMKM, sebagai tulang punggung perekonomian di Indonesia. Tentu perlu disadari bersama bahwa kolaborasi antara bank dan fintech tidak bisa dilakukan dalam satu pola karena UMKM memiliki banyak segmen. Cntoh kolaborasi yang sudah berjalan cukup baik antara perbankan dengan fintech lending.

 

Fintech lending seperti Amartha, Crowde, atau Koinworks disebut sudah memiliki segmen yang tajam dan fokus pada UMKM sehingga program secara efektif berjalan. Ahmad Siddik Badruddin berpendapat, perlu dipikirkan bersama, bagaimana mensegmentasi UMKM dengan pola bisnis atau kolaborasi yang pas antara perbankan dengan fintech. Salah satu contoh yang sampai saat ini belum terjangkau yakni segmen KUR.

 

Pada kesempatan yang sama, General Manager Divisi Bisnis SME BNI Dhias Widhiyati menuturkan, kolaborasi dengan fintech merupakan keharusan apalagi di era economic sharing seperti ini. Untuk memenuhi ekspektasi dari konsumen, BNI tidak dapat melakukan semuanya sendiri karena akan perlu waktu panjang.

 

Dhias mengakui, pihaknya memang membutuhkan kolaborasi dengan fintech karena mereka memiliki keunggulan yang tidak dimiliki bank. Karena itu, BNI berkolaborasi dengan fintech-fintech yang ada untuk melayani konsumen. Beberapa fintech yang telah dilakukan kolaborasi antara lain misalnya dengan fishOn. 

 

“Kami berusaha mengangkat UMKM sesuai peran BNI saat ini yaitu mengkolaborasikan UMKM di BNI bersama dengan fintech-fintech," katanya.