EmitenNews.com—PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) optimistis bahwa ekosistem omnichannel yang telah terbentuk bersama PT Global Tiket Network (Tiket.com) dan PT Supra Boga Lestari Tbk (Ranch Market/RANC) akan mampu menumbuhkan kinerja penjualan hingga akhir tahun ini.


Menurut Chief Financial Officer dan Co-Founder BELI, Hendry saat konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (8/11), saat ini perseroan menerapkan business model yang berfokus pada keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas, dengan mengandalkan omnichannel strategy.


"Jadi dengan ekosistem kami yang ada sekarang, ada Blibli.com, Tiket.com dan Ranch Market, pada semester pertama tahun ini kami mencatatkan realisasi pertumbuhan penjualan sebesar 90 persen (year-on-year)," ungkap Hendry.


Bahkan, lanjut dia, monetisasi penjualan menjadi pendapatan juga mengalami peningkatan sebesar 30 persen. Secara bersamaan, ujar Hendry, BELI juga bisa melakukan efisiensi terhadap EBITDA sampai 100 basis poin.

"Jadi, melihat sinyal atau indikasi di Semester I-2022 tersebut, kami sangat optimistis dengan profitabilitas BELI ke depannya," kata Hendry.


Dia menambahkan, sejauh ini BELI memandang bahwa masih banyak strategi efisiensi yang bisa diterapkan oleh perseroan. "Karena dengan melakukan omnichannel yang baru selesai dibikin building block-nya pada akhir 2021, saat ini sudah terlihat impact positifnya di Semester I-2022," papar Hendry.


Lebih lanjut dia meyakini, penerapan omnichannel strategy bakal mampu menciptakan nilai efisiensi yang lebih besar, salah satunya adalah melakukan unifikasi dari customer database. Terlebih lagi, saat ini perseroan sudah mendapatkan dana segar sebesar Rp8 triliun dari pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO).


Saat pelaksanaan IPO, kata CEO dan Co-Founder Blibli, Kusumo Martanto, saham BELI mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 4,4 kali lipat pada Penjatahan Terpusat, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah alokasi Penjatahan Terpusat dari 2,5 persen menjadi 5 persen dari keseluruhan jumlah penawaran saham.


Lebih lanjut Kusumo menyampaikan, dengan total kapitalisasi pasar mencapai Rp53,3 triliun (USD3,4 miliar), maka Blibli merupakan satu-satunya internet-unicorn di kawasan Asia Pasifik yang melantai di pasar modal sejak Mei 2022 dan merupakan internet-unicorn terbesar kedua di Asia Pasifik yang melakukan IPO di 2022.


"Ini juga merupakan IPO terbesar kedua sepanjang 2022 dan IPO terbesar kelima sepanjang sejarah di Indonesia. Perseroan berhasil menyelesaikan IPO di tengah kondisi pasar saham yang bergejolak dan aksi jual yang luas di sektor teknologi," ujar Kusumo.


Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama BELI, Martin Basuki Hartono mengatakan, aksi korporasi ini merupakan salah satu bentuk komitmen Blibli untuk terus berkontribusi terhadap perekonomian digital Indonesia. "Dengan diperdagangkannya saham BELI di BEI, kami berharap akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap sektor teknologi di Indonesia, serta membawa efek positif terhadap perekonomian digital di dalam negeri," tutur Martin.