Perkuat Posisi Dagang, Indonesia Perluas Ekspor ke Pasar Global

Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri. Dok. Golkarpedia.
EmitenNews.com - Pemerintah terus memperluas ekspor ke pasar global di tengah proses negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat. Perluasan akses pasar luar negeri menjadi arahan strategis Presiden Prabowo Subianto guna memperkuat posisi dagang Indonesia di tengah dinamika global.
Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mengatakan hal tersebut kepada pers, usai membuka South-South and Triangular Cooperation (SSTC) on Trade and Investment Promotion for African Countries 2025 di Jakarta, Selasa (8/7/2025).
"Arahan dari Presiden Prabowo Subianto juga kita berupaya untuk meningkatkan atau memperluas akses pasar luar negeri," kata Wamendag.
Saat ini Indonesia aktif menjajaki kerja sama perdagangan dengan Peru, Kanada, dan Tunisia melalui perjanjian ekonomi komprehensif yang membuka peluang ekspor lebih besar.
"Kita mempunyai beberapa perjanjian perdagangan. Misalnya Indonesia-Peru, CEPA atau Comprehensive Economic Partnership Agreement. Juga ada dengan Kanada, tadi Tunisia salah satunya," jelas Roro.
Pemerintah Indonesia masih menunggu pengumuman resmi dari pihak Amerika terkait kebijakan tarif tersebut yang saat ini masih dalam proses pembahasan. Tim negosiasi dari Kementerian Koordinator Perekonomian masih aktif berada di Amerika Serikat untuk memperjuangkan kepentingan ekspor Indonesia.
"Pak Menko Perekonomian (Airlangga Hartarto) juga akan berkunjung ke Amerika Serikat setelah kegiatan BRICS di Brasil. Jadi, mudah-mudahan nanti juga akan diberikan formal announcement oleh mereka," kata Wamendag Roro.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto bertolak ke Amerika Serikat, Selasa (8/7/2025), untuk melanjutkan proses negosiasi tarif resiprokal dengan AS.
Menurut Juru Bicara Kementerian Koordinator Perekonomian Haryo Limanseto, Selasa, usai pernyataan Pemerintah AS terkait kebijakan terbaru tarif impor untuk Indonesia itu, Menko Airlangga Hartarto melanjutkan perjalanan ke Washington DC, Amerika Serikat, setelah sebelumnya mendampingi Presiden Prabowo Subianto ke Brasil.
Airlangga bakal menghadiri pertemuan dengan perwakilan Pemerintah AS untuk mendiskusikan keputusan tarif 32 persen yang tetap diberlakukan per 1 Agustus mendatang. Menurut Haryo, Pemerintah masih mengupayakan untuk proses negosiasi dengan Pemerintah AS.
“Karena masih tersedia ruang untuk merespons sebagaimana yang disampaikan oleh Pemerintah AS, Pemerintah Indonesia akan mengoptimalkan kesempatan yang tersedia demi menjaga kepentingan nasional ke depan,” ujar Haryo Limanseto.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (7/7/2025) mengirim surat kepada para pemimpin Indonesia, Bangladesh, Kamboja, dan Thailand untuk memberi tahu tentang tarif baru atas ekspor mereka ke AS, yang akan mulai berlaku 1 Agustus 2025.
Dalam suratnya, Presiden Trump menyebutkan mulai 1 Agustus, AS akan memberlakukan tarif sebesar 32 persen terhadap Indonesia, 36 persen terhadap Kamboja dan Thailand, serta tarif 35 persen terhadap Bangladesh.
Seperti halnya dengan negara-negara lain, Trump memperingatkan para pemimpin keempat negara itu untuk tidak melakukan pembalasan terhadap tarif AS dan mengancam akan mengenakan kenaikan tambahan di atas tarif yang sudah ada. ***
Related News

Vonis 7 Tahun Untuk Jaksa Pemeras Korban Kasus Investasi Bodong

Tugas dari Presiden, Wapres Tangani Percepatan Pembangunan Papua

Batal Diperiksa Sebagai Saksi, Nadiem Makarim Minta Penjadwalan Ulang

Soal Delisting Sritex, BEI Tunggu Proses Likuidasi dari Kurator

Ada Peluang AS Hapus Tarif Impor RI 32 Persen, Ini Permintaan Trump

DPR: Katanya IKM Tulang Punggung Ekonomi, Pembiayaannya Kok Minim?