Permintaan Emas Global Pecah Rekor USD100 Miliar: Investor Panik?

ilustrasi logam mulia emas. Dok/Istimewa
Pertanyaan yang muncul berikutnya adalah apakah harga emas akan terus naik atau apakah ini hanya kenaikan sementara. Menurut analisis dari UBS (2024), harga emas diprediksi akan tetap kuat selama ketidakpastian ekonomi global masih tinggi dan inflasi terus menjadi perhatian utama. Namun, jika bank sentral dunia mulai menurunkan suku bunga atau jika ketegangan geopolitik mereda, harga emas mungkin akan stabil atau bahkan turun.
Namun demikian, emas masih dipandang sebagai investasi jangka panjang yang stabil. Meskipun harganya mungkin berfluktuasi dalam jangka pendek, investor besar, seperti bank sentral, cenderung mempertahankan cadangan emas mereka karena sifatnya yang tahan lama dan tidak tergantung pada mata uang negara mana pun. Sebagai aset global, emas memiliki daya tarik yang unik bagi investor di berbagai sektor.
Kenaikan permintaan emas yang mencapai lebih dari USD100 miliar pada kuartal ketiga 2024 mencerminkan ketidakpastian ekonomi global yang sedang berlangsung. Lonjakan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk inflasi yang tinggi, ketegangan geopolitik, dan kebutuhan bank sentral untuk diversifikasi. Bagi investor di Indonesia, fenomena ini memberikan peluang dan tantangan yang harus disikapi dengan bijaksana.
Emas tetap menjadi aset lindung nilai yang andal dan bisa menjadi bagian penting dari portofolio investasi untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi. Dengan memahami tren global dan dampaknya terhadap pasar domestik, investor Indonesia dapat mengambil keputusan yang lebih informatif dan strategis dalam mengelola portofolio mereka.
Related News

Skenario Pemulihan IHSG: Kapan Investor Bisa Optimis Lagi?

Bursa Saham AS Ambruk, Sektor Ini Malah Naik

Mengapa Ekonomi China Kuat?

Prospek IHSG Kedepannya Berpotensi Cerah, Ini Alasannya

Sawit dan Batu Bara Jadi Pedang Bermata Dua Menuju Masa Depan Bersih

Strategi Indonesia Hadapi Kebijakan Trump: Diplomasi atau Konfrontasi?