EmitenNews.com - Sejumlah investor global memiliki portofolio lahan pertanian cukup luas. Bill Gates memiliki lahan sekitar 270.000 hektar sekaligus menjadikan Gates sebagai pemilik lahan pribadi terluas di Amerika Serikat. Ray Dalio memiliki lahan pertanian mencapai 556.000 hektar. Ray Sudah memulai investasinya di bisnis pertanian sejak 1992 di Australia. Jeff Bezos memiliki 170.000 hektar lahan pertanian di Texas Barat.

Di Hawaii, Mark Zuckerberg membangun komplek rahasia seluas 600 hektar. Sementara legenda sepak bola David Beckham terjun ke dunia bisnis lahan pertanian. Beckham membeli properti khusus beserta Gudang di Cotswolds seharga Rp 241 miliar pada 2016.

Fenomena orang-orang terkaya di dunia berlomba menguasai lahan pertanian dan hutan perlu dikaji lebih mendalam. Penguasaan lahan pertanian ini memiliki motif penting yaitu hak atas air (water rights) sebab di masa depan diprediksi nilai air dalam tanah jauh lebih mahal daripada tanaman di atasnya.

Menilik pada investasi yang dilakukan para elite investor global yang diam-diam memindahkan kekayaan mereka ke aset lahan pertanian. Kita seperti melihat mereka sedang bersiap menghadapi skenario terburuk krisis iklim hingga krisis pangan global. “Who controls the food, controls the people.”

Masa Depan Bisnis Pertanian

Mengapa orang kaya di dunia melirik bisnis di bidang pertanian? Misteri munculnya tuan tanah baru dengan aset ratusan ribu hektar lahan menarik untuk dikaji lebih mendalam. Orang kaya seperti Bill Gates, Mark Zuckerberg, Jeff Bezos, David Beckham mulai beralih mengelola bisnis pertanian.

Sejumlah Ultra-High Net Worth Individuals (UHNWI) itu, ramai-ramai memindahkan kekayaannya ke aset fisik seperti lahan dan air. Tren ini memicu perdebatan di berbagai kalangan. Apakah investasi di lahan pertanian sekedar strategi diversifikasi aset atau ada faktor ancaman krisis pangan global di masa depan?

Orang kaya dunia mengakuisisi lahan pertanian ternyata bukan sebuah tren semata, melainkan bagian dari strategi investasi untuk meningkatkan diversifikasi portofolio. Investasi di bidang pangan bakal menjadi mesin uang di masa depan.

Kenaikan harga pangan hingga ancaman krisis keuangan global pada tahun 2007-2008, ternyata tidak terlalu berdampak pada sektor pertanian. Sektor pertanian dianggap cukup menarik perhatian karena minim resiko. Berbeda dari crypto atau surat berharga, lahan pertanian dianggap aset nyata, stabil dan likuid.

Orang kaya investasi pada lahan pertanian karena jumlah lahan yang terbatas dan potensi permintaan pangan meningkat. Potensi keuntungan tahunan setidaknya mencapai 4% setara dengan bunga reksadana dan obligasi. Belum lagi jika ditambah apresiasi nilai tanah yang terus meroket dalam jangka panjang.

Berdasarkan data Ag Decision Maker, USDA National Agricultural Statistics (NASS) data series nilai bisnis lahan pertanian mengalami lonjakan signifikan, dari tahun 1970 hingga 2021 market value lahan pertanian tumbuh rata-rata 6.7% pertahun atau 2,7% menyesuaikan dengan inflasi.

Lahan pertanian juga aktif disewakan, rata-rata pertumbuhan tarif sewa lahan pertanian tumbuh 6.1% pertahun. Secara keseluruhan investasi di lahan pertanian mampu memberikan imbal hasil 8.8% menyesuaikan dengan inflasi.

Lahan dan Air Langka

Lahan pertanian dan air di masa depan menjadi sesuatu yang krusial. Ancaman krisis perubahan iklim, pemanasan global dan potensi krisis pangan global menjadi pertanda bagaimana lahan pertanian dan air akan menjadi aset yang paling dibutuhkan umat manusia.

Data ScienceDaily menyebutkan lebih dari 80% lahan pertanian di dunia diprediksi akan mengalami kelangkaan air parah pada tahun 2050 karena pengaruh krisis perubahan iklim. Studi lain Academic Oxford menjelaskan jika pemanasan global telah mencapai 1,5-3°C, maka lahan pertanian akan mengalami kekurangan air hujan, (green water scarcity) dapat meningkatkan sekitar 50% saat ini menjadi 67-75% di masa depan.

Ke depan langkah-langkah dan kebijakan yang pro lingkungan harus segera dilakukan untuk mengantisipasi ancaman krisis iklim global. Sebab jika tidak ada program pro lingkungan dunia tinggal menunggu kehancuran total. Deforestasi dan erosi yang terjadi menyebabkan bumi kehilangan organik tanahnya. Di sisi lain, pencemaran udara menyebabkan kemampuan tanah menyimpan air berkurang signifikan.

Para investor dunia berpikir menciptakan peluang dari lahan dan air diprediksi bakal mengalami kelangkaan. Lahan akan mengalami kenaikan nilai pasar dalam jangka panjang karena kondisi lahan yang terbatas. Air akan menjadi sumber kehidupan di tengah kelangkaan air di masa depan.