Pertegas Peringkat Merdeka (MBMA) idA, Ini Alasan Pefindo

Pengurus Merdeka Battery berbincang santai usaha jumpa pers beberapa waktu lalu. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat Merdeka Battery Materials (MBMA), dan obligasi I idA. Prospek untuk peringkat perusahaan stabil. Peringkat itu, mencerminkan kegiatan usaha terintegrasi secara vertikal, sinergi kuat dengan grup, mitra strategis, cadangan, dan sumber daya tambang memadai.
Namun, peringkat dibatasi risiko pengembangan proyek-proyek baru, dan paparan terhadap fluktuasi harga nikel. Peringkat dapat dinaikkan kalau emiten asuhan Boy Thohir itu, memperkuat diversifikasi bisnis, termasuk menambah proyek-proyek hilir bisnis rantai nilai bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik.
Peringkat juga dapat dinaikkan jika perseroan sukses mengoperasikan proyek-proyek baru tepat waktu, dan menghasilkan pendapatan lebih tinggi daripada proyeksi dengan meningkatkan indikator-indikator profitabilitas, secara berkelanjutan akan berdampak positif terhadap profil keuangan.
Namun, peringkat dapat dilorot kalau perseroan mencatat pendapatan, dan marjin laba lebih rendah dari proyeksi akibat target kinerja tidak tercapai dari proyek-proyek baru tersebut, atau akibat penurunan harga nikel signifikan. Peringkat dapat diturunkan apabila perseroan menambah utang substansial untuk membiayai proyek-proyek baru tanpa diimbangi pendapatan atau EBITDA lebih tinggi.
Merdeka Battery, perusahaan induk dari beberapa entitas beroperasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), dan Konawe. Perusahaan memiliki tiga smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), satu konverter nickel matte, dan proyek Acid Iron Metal (AIM), serta tambang nikel.
Perusahaan juga dalam proses membangun pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) di IMIP, dan Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP). Per 31 Maret 2024, pemegang saham perseroan Merdeka Energi Nusantara 50,04 persen, Garibaldi Thohir 6,33 persen, Huayong International (Hong Kong) Limited 7,55 persen, Alam Permai 5,43 persen, Winato Kartono 2,19 persen, dan publik 28,46 persen. (*)
Related News

WIKA Sukses Turunkan Utang Usaha dan Berbunga Rp6,26 Triliun

Emiten Lo Kheng Hong (DILD) Ungkap Obligasi Jatuh Tempo Rp250M

KBLI Akan Proses Mundurnya Wadirut

Komisaris Indosat (ISAT) Resign, Kenapa?

Integra Indocabinet (WOOD) Raih Pendapatan Rp1,45T di Kuartal II-2025

Sultan Subang Buang 27,77 Juta Saham Emiten Busana Muslim di FCA