EmitenNews.com - Setelah 9 tahun melakukan perundingan, Indonesia dan Uni Eropa berhasil merampungkan Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (IEU-CEPA). Implementasi kesepakatan ini diyakini akan meningkatkan investasi dan perdagangan dengan Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara.

“Beberapa kajian memproyeksikan peningkatan ekspor Indonesia setelah pelaksanaan IEU-CEPA. Peningkatannya diperkirakan lebih dari 50 persen dalam 3 hingga 4 tahun ke depan,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers dari Brussels, Belgia, Sabtu (7/6/2025).

Sektor yang akan menjadi prioritas dalam pelaksanaan IEU-CEPA, tambah Menko Airlangga, adalah industri padat karya. Seperti industri alas kaki, industri tekstil dan produk tekstil serta industri perikanan.

Indonesia berhasil merampungkan negosiasi IEU-CEPA setelah melakukan pertemuan Komisioner Bidang Ekonomi dan Perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic. Keberhasilan ini penting bagi kedua belah pihak karena perundingan yang memakan waktu hingga 9 tahun.

Salah satu kesepakatan dalam IEU-CEPA adalah penghapusan hambatan non-tarif. “Dan hampir 80 persen produk Indonesia yang akan masuk ke pasar Uni Eropa dikenakan tarif nol persen,” ujar Menko Airlangga.

Selama ini, Uni Eropa merupakan mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia. Sedangkan Indonesia menempati posisi sebagai mitra dagang ke-33 bagi Uni Eropa.

Nilai perdagangan Indonesia-Uni Eropa mencapai USD30,1miliar di tahun 2024. Surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD4,5 miliar, meningkat dibandingkan surplus tahun 2023 sebesar USD2,5 miliar.

“Setelah proses perundingan rampung, selanjutnya Indonesia dan Uni Eropa akan meminta persetujuan dari parlemen masing-masing. Kemudian melakukan proses ratifikasi sebelum IEU-CEPA resmi diberlakukan,” kata Menko Airlangga menutup keterangannya.(*)