EmitenNews.com - Gelaran Enlit Asia 2023 menjadi kesempatan PT PLN (Persero) untuk terus memperluas jalinan kolaborasi di tingkat global demi mengakselerasi transisi energi. Di ajang itu, PLN menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan lima perusahaan energi terkemuka dunia untuk pengembangan ekosistem hijau di tanah air.


Kelima perusahaan tersebut adalah PT Hitachi Sakti Energy Indonesia, Electricite de France SA (EDF), GE Vernova, The Danish Energy Agency dan China Southern Power Grid International (HK) Co., Ltd.


Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dalam rangka menghadapi krisis perubahan iklim, komunitas energi global harus bersatu.


"Melalui kolaborasi dengan kelima perusahaan ini, PLN akan memperoleh dukungan dalam menjalankan transisi energi untuk mencapai net zero emissions di tahun 2060," jelasnya di ajang Enlit Asia 2023 dengan tema "Strengthening ASEAN Readiness in Energy Transition" di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang.


Sehingga, tantangan transisi energi yang muncul di berbagai bidang mulai dari inovasi teknologi, investasi dan kebijakan bisa segera diatasi.


"Dengan kolaborasi ini, kita tidak hanya akan mampu memetakan setiap tantangan yang ada, tetapi juga mampu mengatasi setiap tantangan tersebut. Sehingga, misi besar transisi energi bisa terwujud," ungkap Darmawan


Berbagai upaya mencapai misi besar ini terlihat dari MoU yang dijalin PLN dengan 5 perusahaan tersebut.


Seperti MoU PLN dengan HK dalam menjajaki peluang kemitraan jangka panjang untuk pengembangan High Voltage Direct Current (HVDC), pumped storage, interkoneksi antarpulau, hingga smart grid. Sedangkan MoU PLN dengan EDF, GE Vernova, dan The Danish Energy Agency akan melingkupi joint study melalui pertukaran informasi dalam berbagai hal untuk mendukung transisi energi di Indonesia.


Berbagai kolaborasi ini searah dengan identifikasi perseroan terkait tantangan mismatch sumber energi baru terbarukan (EBT) yang terisolir dengan pusat demand listrik di perkotaan.


Kami telah mengidentifikasi adanya mismatch antara potensi EBT yang besar dengan pusat demand (listrik).


"Kami sedang dalam proses merancang pembangunan green enabling transmission line untuk memfasilitasinya," tambah Darmawan.(*)