EmitenNews.com—PT Mahkota Group (MGRO) optimistis tahun ini dapat membukukan total pendapatan lebih tinggi dibanding tahun lalu. Adapun pendapatan yang targetkan sebesar Rp8 triliun di akhir Desember 2022.


Direktur Utama PT Mahkota Group Tbk, Usli, mengatakan, target pendapatan tersebut diiringi dengan target laba bersih Perseroan sebesar Rp 100 miliar sampai akhir tahun ini.


"Namun (pencapaian target) itu sangat tergantung pada keadaan-keadaan harga internasional RBDPO maupun di CPO," ungkap Usli dalam acara Public Expose MGRO, di Jakarta,Jumat (25/11/2022).


Berdasarkan informasi laporan keuangan MGRO per kuartal III-2022, Perseroan membukukan pendapatan Rp7,31 triliun dengan laba bersih tahun berjalan Rp89,78 miliar. Tahun lalu, laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp78,53 miliar.


"Untuk mencapai target tahun ini, MGRO telah memacu produktivitas di semua lini produk MGRO sejak Januari hingga Oktober 2022, yang mengalami kenaikan dibanding periode sama tahun lalu,"ungkapnya.


Secara rinci dipaparkan, kenaikan terjadi di produksi crude palm oil (CPO) MGRO yang mengalami kenaikan 16,5% yoy dari semula 194.000 ton di Januari-Oktober 2021 menjadi 226.149 ton di Januari-Oktober 2022.


Kemudian, produksi refined bleached deodorized palm oil (RBDPO) MGRO naik 13,8% yoy dari semula 254.976 ton di Januari-Oktober 2021 menjadi 290.354 ton di Januari-Oktober 2022.


"Volume produksi dan penjualan dari Januari hingga Oktobr 2022 disumbang paling besar dari volume produksi dan penjualan lokal sebesar 76%, sedangkan segmen pasar ekspor sebesar 24%," tuturnya.


Peningkatan juga diiringi dengan kenaikan produksi palm fatty acid distillate ( PFAD ) yang tumbuh 21,5% yoy dari 13.551 ton di Januari - Oktober 2021 menjadi 16.465 ton di Januari-Oktober 2022, maupun pada produk-produk lain yaitu palm kernel (PK), palm kernel expeller (PKE), dan palm kernel oil (PKO).


Namun, diakui penjualan CPO MGRO menciut di 10 bulan pertama tahun 2022. MGRO mencatatkan penjualan CPO MGRO pada Januari-Oktober 2022 hanya mencapai 90.097 ton, turun 41,3% dibanding realisasi penjualan Januari-Oktober 2021 yang mencapai 154.469 ton. Begitu pula dengan penjualan PK yang menyusut 42,0% yoy dari semula 42.969 ton di Januari-Oktober 2021 menjadi 24.887 ton di Januari-Oktober 2022.


Sementara itu, volume penjualan pada lini produk lainnya masih mengalami kenaikan. Secara rinci, penjualan RBDPO MGRO naik 6,2% yoy dari semula 251.004 ton di Januari-Oktober 2021 menjadi 266.637 ton di Januari-Oktober 2022.


Selain itu, PFAD naik 39,2% yoy dari semula 12.471 ton di Januari-Oktober 2021 menjadi 17.362 ton di Januari-Oktober 2022. Adapun penjualan PKE melesat 340,5% secara tahunan dari semula 5.573 ton di Januari-Oktober 2021 menjadi 24.555 ton di Januari-Oktober 2022.Sementara itu, penjualan PKO naik 171,3% secara tahunan dari 5.142 tondi Januari-Oktober 2021 menjadi 13.951 ton di Januari-Oktober 2022.


"Sedangkan prospek kelapa sawit di tahun 2023 Perseroan tetap optimis ditengah resesi global yang akan menjadi tantangan global tetapi perseroan yakin harga akan tetap stabil dengan demand yang tetap tinggi , baik di dalam negeri bahkan luar negeri," tutupnya.