Proyeksi IHSG Dalam Tekanan, IBS Rekomendasikan Saham BIg Cap di Awal Bulan

EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bertengger di atas level 6.500, tepatnya 6.591,346. Namun, selama sepekan terakhir (25-29 Oktober 2021), Indeks mengalami koreksi 0,79 persen dari pekan sebelumnya di kisaran 6.643,738.
Selanjutnya, kapitalisasi pasar bursa anjlok 0,77 persen menjadi Rp8.087,955 triliun dari pekan sebelumnya Rp8.150,384 triliun. Rata-rata volume transaksi harian bursa menukik 2,07 persen menjadi 21,634 miliar saham dari pekan sebelumnya di posisi 22,091 miliar saham.
Sedangkan untuk mengawali bulan November ini, IHSG diperkirakan masih akan bergerak pada level support 6472 dan resistance di level 6691, ujar William Surya Wijaya selaku Analis Indosurya Bersinar Sekuritas dalam risetnya, Senin (1/11/2021)
Mengawali bulan ke sebelas di tahun 2021, rilis data perekonomian tingkat inflasi, yang diperkirakan akan berada dalam kondisi stabil dapat menjadi sentimen positif bagi pergerakan IHSG pada hari ini, di sisi lain laporan kinerja emiten juga terlihat cukup menopang pergerakan dari IHSG hingga saat ini.
“Sedangkan sentimen dalam jangka menengah berpeluang didapat dari potensi tekanan terhadap harga komoditas yang akan memberikan pengaruh terhadap emiten - emiten pada sektor terkait, hari ini IHSG memiliki peluang berada dalam tekanan,” imbuh William.
Indosurya Bersinar Sekuritas merekomendasikan buy untuk saham-saham seperti Unilever Indonesia (UNVR), Bank BCA (BBCA), Kalbe Farma (KLBF), Indo Tambangraya Megah (ITMG), Summarecon Agung (SMRA), Pakuwon Djati (PWON), Alam Sutera Realty (ASRI), Indofood (INDF) dan Telkom Indonesia (TLKM).
Related News

Laporan Terbaru PwC; Penjual Kendaraan Listrik RI Melonjak 43,4 Persen

IHSG Melemah 0,18% di Awal Juli, Sektor Transportasi Paling Tertekan

3 Minggu Lagi Diresmikan, Zulhas Klaim Sudah 80 Ribu Kopdes Terbentuk

Kemenperin Yakin Revisi Relaksasi Impor Tingkatkan Utilisasi Industri

Investor Rugi Miliaran, OJK dan BEI Didesak Periksa Ajaib Sekuritas

IHSG Turun 0,27 Persen di Sesi I, INKP, JPFA, BMRI Top Losers LQ45