EmitenNews.com—PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) mencatatkan arus kas digunakan untuk aktivitas operasi selama sembilan bulan tahun 2022 mencapai Rp148,82 miliar.


Pasalnya, penerimaan dari kas pelanggan hanya Rp475,2 miliar. Tapi pembayaran kepada pemasok dan beban usaha mencapai Rp450,06 miliar. Ditambah, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp153,44 miliar.


Namun, perseroan dapat meraup laba bersih sebesar Rp288,75 miliar dalam sembilan bulan tahun 2022, atau melambung 1820 persen dibanding periode sama tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp15,964 miliar.


Hasil itu mengangkat laba per saham dasar ke level Rp539,65 per lembar, sedangkan di akhir September 2021 berada di level Rp29,84.


Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal III 2022 tanpa audit emiten farmasi itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis (1/12/2022).


Rinciannya, penjualan bersih naik 35,4 persen menjadi Rp550,92 miliar yang ditopang peningkatan penjualan produk farmasi jasa maklon ke pasar dalam negeri sebesar 70,2 persen menjadi Rp596,31 miliar.


Tapi penjualan produk alat kesehatan anjlok 63,9 persen yang tersisa Rp44,473 miliar. Sayangnya, beban pokok penjualan membengkak 78,1 persen menjadi Rp367,27 miliar. Dampaknya, laba kotor menyusut 8,04 persen menjadi Rp183,65 miliar.


Menariknya, pendapatan lain lain terbang 56.628 persen menjadi Rp381,21 miliar yang berasal dari keuntungan pembelian dengan diskon atau Gain On Bargain Purchase Rp308,85 miliar dan laba dari pengampunan utang senilai Rp287,3 miliar. Sehingga laba usaha meroket 620 persen menjadi Rp346,11 miliar.


Sementara itu, kewajiban bertambah 65,8 persen dibanding akhir tahun 2021 menjadi Rp1,06 triliun.


Pemicunya, obligasi melonjak 134 persen menjadi Rp695,45 miliar. Pada sisi lain, ekuitas naik 173 persen menjadi Rp456,04 miliar.