EmitenNews.com - Masyarakat perlu mewaspadai peredaran produk pangan. Bukan apa-apa. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan sekitar 28% produk pangan tidak memenuhi ketentuan. Temuan ini, terutama ada di daerah timur, perbatasan, dan kepualauan seperti di Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Badan POM melakukan pengawasan produk pangan pada bulan Ramadan 2023 hingga menjelang Idul Fitri 1444 Hijriah, 13 Maret 2023 hingga 19 April 2023.

 

Dalam keterangannya yang dikutip Rabu (19/4/2023), Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito, mengungkapkan, jenis-jenis produk yang tidak memenuhi ketentuan di antaranya produk kedaluwarsa. Seperti minuman kemasan, teh, kopi, bahan tambahan pangan, minuman serbuk, dan pasta.

 

Ditemukan juga produk yang rusak, seperti produk susu kental manis, susu UHT, susu steril, ikan dalam kaleng dan minuman mengandung susu, coklat dan olahannya, ikan makarel dalam kaleng yang dipalsukan. Serta minuman teh tanpa izin edar.

 

“Secara total nilai ekonominya mencapai sekitar Rp1 miliar,” ujar Penny Kusumastuti Lukito dalam Youtube BPOM.

 

BPOM juga melakukan sampling dan pengujian pada tempat pusat jajanan berbuka puasa atau takjil. Hasilnya, dari hasil pengawasan sekitar 8.600 sampel takjil di seluruh Indonesia, terdapat sekitar 1,1 persen saja yang mengandung bahan berbahaya yang dilarang digunakan pada pangan. Seperti formalin, rhodamin, atau boraks.

 

“Badan POM setiap menjelang ramadan mengumpulkan para pengusaha, pedagang memberikan informasi, edukasi dikaitkan dengan standar-standar yang harus dipenuhi dalam mengolah pangan dan memenuhi aspek keamanan,” jelas Penny.

 

Proses pengawasan dilakukan, untuk melihat produk pangan memenuhi ketentuan atau tidak memenuhi ketentuan. Aspek yang menjadi objek pengawasan antara lain izin edar, kedaluwarsa, dan rusak atau tidaknya produk pangan.

 

Per 6 April 2023, pemeriksaan sudah dilakukan di seluruh provinsi. Pemeriksaannya terhadap 2.600 sarana peredaran, 12 gudang importir, 11 gudang logistik e-commerce, 337 gudang distributor, dan 2.200 lebih sarana retail. ***