EmitenNews.com -Tren pertumbuhan positif kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) menjadi potensi pasar yang cukup menjanjikan bagi PT Astra Otoparts Tbk (AUTO). Dimana anak usaha Astra Internasional ini siap memproduksi charging station yang akan dijual secara ritel maupun business-to-business (B2B).

 

Direktur Astra Otoparts, Wanny Wijaya mengatakan, perseroan melalui research & development memiliki kompetensi untuk mendesain dan memproduksi charging station bagi semua jenis brand EV.“Jadi, kita bisa layani semua brand bukan hanya brand-brand yang sudah beredar, seperti Hyundai, termasuk brand lain, seperti Toyota. Kita mendukung semua brand mobil listrik yang ada. Jadi tinggal nunggu populasinya seberapa banyak. Kita sudah meluncurkan Astra Otopower. Jadi yang punya mobil listrik mestinya sudah ada di situ,”ujarnya di Jakarta.

 

Sejauh ini, AUTO memiliki 7 lokasi charging station Astra Otopower yang mencakup area Jabodetabek. Lokasi charging station tersebut ditempatkan di rest area atau tempat yang banyak populasi mobil listrik. "Charging station unitnya juga bisa dijual putus ke OEM manufacturer karena kami bisa buat dengan tipe all charger, medium fast charger, dan ultra fast charger," kata Wanny.

 

Sesuai rencana, perseroan bakal mengembangkan charging station di area-area yang diperlukan dan mengoptimalkan toko offline atau outlet Astra Otoservice dan rest area. Termasuk di area yang populasi kendaraan listrik banyak beredar.

 

Selain mengembangkan charging station, AUTO akan menjual charging station yang diperuntukkan bagi unit kendaraannya baik kendaraan roda dua, roda empat, maupun EV charging station yang difokuskan untuk keperluan komersial.“Kita juga bisa jual putus. Jadi, kita jual ke Original Equipment Manufacturer (OEM), karena kita bisa buat dengan tipe yang medium fast charger sama ultra fast charger. Jadi, apa pun bisa kita buat tergantung dari kapasitas baterai EV,” tuturnya.

 

Disamping itu, lanjutnya, perseroan masih menunggu para agen pemegang merek untuk meluncurkan mobil listrik. "Jadi kalau OEM belum luncurkan mobil listrik, kami dari industri komponen juga masih menunggu," ujar Wanny.

 

Sebagai informasi, AUTO pada kuartal I/2023 telah menyerap Rp133 miliar dari total belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp500 miliar yang telah dianggarkan tahun 2023 ini. Belanja modal tersebut dipergunakan diantaranya untuk menjajaki peluang bisnis di segmen kendaraan listrik, salah satunya dengan menyediakan fasilitas infrastruktur pengisian daya mobil listrik Astra Otopower.

 

Secara kinerja, AUTO mencatatkan laba bersih konsolidasian sebesar Rp432,9 miliar pada kuartal I/2023, tumbuh 92,1% dari periode sama tahun lalu sebesar Rp225,3 miliar. Kenaikan laba bersih AUTO sejalan dengan meningkatnya pendapatan perseroan menjadi Rp5 triliun pada kuartal I/2023, atau tumbuh 8,6% dari kuartal I/2022 sebesar Rp4,6 triliun.