EmitenNews.com -PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) masih defisit sedalam USD793,29 juta pada semester 1 2023, atau menyusut 0,62 persen dibanding periode sama tahun 2022 yang tercatat USD798,81 juta.

 

Pengungkitnya, emiten tambang mineral grup Salim dan Bakrie itu, membukukan laba bersih senilai USD5,561 juta atau naik 45,6 persen  dibanding semester 1 2022.

 

Hasil itu, mendongkrak laba per 1000 saham dasar ke level USD0,04 per lembar, sedangkan di akhir Juni 2022 berada di level USD0,03 per saham.

 

Jika dirunut, pendapatan perseroan melonjak 187,2 persen dibanding semester 1 2022 menjadi USD15,839 juta.

 

Penopangnya, penjualan emas dari Bhumi Satu Inti melejit 208,3 persen menjadi USD14,839 juta.

 

Senada, pendapatan jasa pertambangan Bellridge Holdings Limited naik 53,8 persen menjadi USD1 juta.

 

Walau beban pokok pendapatan membengkak dibanding semester 1 2022 menjadi USD6,934 juta pada semester 1 2023. Tapi laba kotor tetap terbang 185, 2 persen menjadi USD8,904 juta.

 

Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan semester 1 2023 tanpa audit emiten BRMS yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (26/7/2023).

 

Sementara itu, total kewajiban bertambah 7,2 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi USD134,78 juta.