EmitenNews.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang 2021 mencapai Rp901,02 triliun. Capaian ini melampaui target yang diminta Presiden Jokowi sebesar Rp900 triliun.


Menteri Investasi /Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan Kementeriannya mendapat target realisasi investasi sebesar Rp858,5 triliun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).


"Namun Presiden Jokowi secara khusus meminta agar target realisasi investasi di tahun kedua pandemi Covid-19 itu bisa mencapai Rp900 triliun," kata Bahlil dalam konferensi pers virtual, Kamis (27/1).


Bahlil mengakui target tersebut tidak dicapai dengan mudah. Pasalnya, pihaknya harus membuat sejumlah strategi di luar kelaziman untuk bisa mencapai target tersebut.


Secara rinci, capaian realisasi investasi sepanjang Januari-Desember 2021 mencapai 100,1 persen, tumbuh 9 persen dibandingkan capaian realisasi investasi 2020 sebesar Rp826,3 triliun.


Total realisasi investasi itu terdiri atas penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp454,0 triliun atau tumbuh 10 persen dibandingkan capaian pada tahun 2020. Sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp447,0 triliun atau tumbuh 8,1 persen dibandingkan capaian 2020.


"Kalau tren ini mampu kita pertahankan ke 2022, insya Allah Indonesia akan pada pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan pendapatan per kapita kita juga bergeser," katanya.


Bahlil menyebut realisasi investasi sepanjang 2021 berhasil menyerap 1.207.893 tenaga kerja langsung. Sedangkan dengan serapan tenaga kerja tidak langsungnya biasanya bisa mencapai tiga hingga empat kali lipat.


Sementara realisasi investasi pada triwulan IV 2021 mencapai Rp241,6 triliun, tumbuh 12,5 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020 dan meningkat 11,5 persen dari triwulan sebelumnya.


Realisasi investasi sepanjang triwulan IV 2020 itu terdiri atas Rp122,3 triliun PMA (50,6 persen) dan PMDN sebesar Rp119,3 triliun (49,4 persen) dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 295.491 orang. PMDN tercatat tumbuh 5,1 persen secara qoq dan tumbuh 15,2 persen yoy. Ada pun PMA tumbuh 18,5 persen qoq dan tumbuh 10,1 persen yoy.


"Ini harus kita bangga, global sudah mulai tapi belum pulih total tetapi kita mampu tumbuh sekitar 10 persen dibandingkan dengan tahun 2020," katanya.(fj)