EmitenNews.com - Trans Airways absen pada hajatan right issue Garuda Indonesia (GIAA). Efeknya, persentase timbunan saham usaha asuhan Chairul Tanjung (CT) itu menciut menjadi 7,31 miliar lembar alias 11,37 persen.


Tergerus 16,89 persen dari sebelum transaksi dengan porsi 28,26 persen alias 7,31 miliar helai tanpa ada tambahan sehelai benang saham pun. Transaksi Trans Airways berbasis di Menara Bank Mega itu, difasilitasi oleh Mega Capital Sekuritas. 


Sekadar informasi, CT Corp melalui Trans Airways menguasai 7,31 miliar lembar atau 28,26 persen saham Garuda Indonesia. Trans Airways menjadi pemegang saham Garuda kala menjala 10,88 persen pada harga pelaksanaan Rp620 per helai pada 2012. Kemudian pada 6 Mei 2021, kembali membeli 635,75 lembar Garuda dengan harga pelaksanaan Rp499 per saham.


Setelah transaksi, Trans Airways memegang 28,26 persen. Sayangnya, saham Garuda melakoni suspensi sejak 18 Juni 2021 karena lalai memenuhi kewajiban pembayaran utang. Pada hari terakhir diperdagangkan di pasar reguler, saham Garuda berayun di level Rp222 per lembar. Menilik harga itu, berarti saham Trans Airways bernilai Rp1,62 triliun.


Sebelumnya, Garuda Indonesia menghelat right issue maksimal Rp12,38 triliun. Itu dengan melepas 63.210.504.593 helai alias 63,21 miliar lembar bernominal Rp196 per helai. Saham seri C setara 70,95 persen itu, dibalut harga pelaksanaan Rp196 per lembar. 


Setiap pemegang 10 juta saham lama dengan nama tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 14 Desember 2022 pukul 15.00 WIB berhak atas 24.418.256 saham atau 24,41 juta HMETD. Di mana, setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 saham baru dengan sesuai harga pelaksanaan.


Berdasar PP No. 43/2022, pemerintah indonesia melakukan penambahan penyertaan modal senilai Rp7,5 triliun. Dana tersebut diambil dari APBN edisi 2022. Berdasar surat pernyataan pada 1 Desember 2022, PT Trans Airways sebagai pemegang 7.316.798.262 saham atau 7,31 miliar, tidak akan melaksanakan, dan tidak akan mengalihkan HMETD kepada pihak lain.


Dana hasil right issue sekitar 36 persen setara Rp4,5 triliun untuk maintenance, restorasi, dan pemenuhan maintenance reserve. Sisanya untuk modal kerja termasuk, namun tidak terbatas pada biaya bahan bakar, biaya sewa pesawat, dan pembayaran biaya restrukturisasi perseroan.


Jadwal right issue Garuda Indonesia sebagai berikut. Tanggal pra pencatatan saham pada 16 Desember 2022. Tanggal pencatatan dan mulai perdagangan HMETD pada 16 Desember 2022. Tanggal delisting HMETD pada 23 Desember 2022. Tanggal berakhir perdagangan HMETD pada 22 Desember 2022. Tanggal mulai pelaksanaan HMETD pada 16 Desember 2022. Tanggal berakhir pelaksanaan HMETD pada 22 Desember 2022. (*)