EmitenNews.com - PT Wijaya Karya Beton (WTON) bakal menebar dividen tunai Rp16,56 miliar. Dividen itu diambil 20 persen dari laba bersih 2021 senilai Rp82,91 miliar. Dengan begitu, pemegang saham akan menikmati dividen tunai setara Rp1,90 per lembar.


”Pembagian dividen telah diputusakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan, Senin (18/4),” tutur Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Beton Yuherni Sisdwi R.


Selanjutnya, sisa 80 persen laba bersih 2021 senilai Rp66,35 miliar ditetapkan sebagai cadangan lain. Kemudian, merombak komisaris, dan direksi. Memberhentikan Ade Wahyu sebagai komisaris utama, dan Indrieffouny Indra sebagai komisaris. Gantinya, Mursyid sebagai komisaris utama, dan Dadan Tri Yudianto sebagai komisaris independen.


Lalu, menggusur Hadian Pramudita dari direktur utama, Imam Sudiyono direktur keuangan, human capital dan manajemen risiko, Kuntjara direktur pemasaran dan pengembangan. Kuntjara kini mengisi direktur utama. So, susunan dewan komisaris, dan direksi Wika Beton sebagai berikut. 


Komisaris Utama Mursyid, Komisaris R. Permadi Mulajaya, Komisaris Harno Trimadi, Komisaris Independen Dadan Tri Yudianto, Komisaris Independen Priyo Suprobo. Kemudian, Direktur Utama Kuntjara, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Rija Judaswara, Direktur Operasi dan Supply Chain Management Taufik Dwi Wibowo, Direktur Keuangan, Human Capital dan Manajemen Risiko Ahmad Fadli Kartajaya, dan Direktur Teknik dan Produksi Sidiq Purnomo. 


Wijaya Karya Beton melewati edisi 2021 dengan penuh tantangan seiring varian baru Covid-19. Meski begitu, perseroan tetap menunjukkan kinerja positif dengan menerapkan strategi, dan terobosan itu. Efeknnya, kontrak baru Rp5,21 triliun, penjualan Rp4,31 triliun, dan laba bersih Rp82 miliar. Arus kas dari aktivitas operasi surplus Rp44,40 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi Rp183,79 miliar, dan arus kas dari aktivitas pendanaan Rp336,06 miliar. Jadi, kas bersih akhir 2021 terkumpul Rp1,74 triliun.


Sejumlah proyek besar penyumbang kontrak baru tahun lalu didominasi bidang infrastruktur 67,93 persen, disusul proyek sektor properti 17,63 persen, kemudian sisanya dari sektor energi 11,23 persen, sektor industri 2,53 persen, dan sektor pertambangan 0,58 persen. (*)