EmitenNews.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (27/12) pagi, bergerak melemah dolar AS. Pelemahan terjadi tak lepas dari minimnya transaksi di pasar keuangan.


Rupiah bergerak melemah tipis 54 poin atau 0,347 persen ke posisi Rp15.636 per dolar AS pada pukul 10.31 WIB. Pada perdagangan hari sebelumnya rupiah ditutup di posisi Rp15.582 per dolar AS.


"Di tengah minimnya pelaku pasar yang masih bertransaksi, dolar AS nampak melemah di awal perdagangan hari ini, dengan bursa di beberapa negara masih tutup melanjutkan libur Natal," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.


Kendati demikian, pelaku pasar yang masih aktif bertransaksi menyebabkan pergerakan yang signifikan di tengah minimnya likuiditas pasar. Data mengisyaratkan bahwa ekonomi AS sedikit mendingin, memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih kecil dari bank sentral AS The Federal Reserve dan meningkatkan selera risiko investor.


Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 0,1 persen bulan lalu, setelah naik 0,4 persen pada Oktober. Indeks PCE meningkat 5,5 persen (yoy) dibandingkan 6,1 persen (yoy) pada Oktober.


The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga hanya 25 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya pada Januari, setelah beberapa kenaikan besar. Dalam tahun yang brutal bagi pasar global, dolar telah melonjak hampir 9 persen karena The Fed secara agresif menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi.


Namun, indeks dolar telah turun lebih dari 8 persen sejak mencapai level tertinggi 20 tahun pada September, karena penurunan tajam dalam inflasi AS meningkatkan harapan bahwa Fed akan segera mengakhiri siklus pengetatannya. (*)