EmitenNews.com - Gerak gerik saham Pan Brothers (PBRX) berayun tidak lazim. Periode 4-10 Oktober 2022, terjadi penurunan harga, dan mengalami lompatan aktivitas secara signifikan. Harga saham perseroan secara kumulatif anjlok 28,80 persen.
Menukik 36 poin menjadi Rp89 per saham dari penutupan perdagangan Senin, 3 Oktober 2022 di kisaran Rp125 per lembar. Selanjutnya, rata-rata aktivitas transaksi meningkat menjadi 21.491.740 saham dengan frekuensi 1.070 kali dibanding hari bursa Senin, 3 Oktober 2022 sebanyak 5.242.600 kali dengan frekuensi 205 kali.
Merespons itu, manajemen Pan Brothers mengaku tidak ada tindakan korporasi selain right issue maksimal 15.003.941.075 lembar dengan harga pelaksanaan Rp50 per saham. Saham baru itu, dibalut nilai nominal Rp25 per lembar. Dengan begitu, perseroan akan mengoleksi dana right issue Rp750,19 miliar.
Right issue diluncurkan dengan rasio setiap pemilik 250 saham lawas dengan nama tercatat sebagai pemegang saham pada 25 November 2022 mempunyai 579 HMETD. Setiap satu HMETD berhak membeli satu saham baru. Pemegang saham tidak mengeksekusi hak dalam hajatan itu, akan mengalami dilusi kepemilikan maksimal 69,84 persen.
Selanjutnya, PT Trisetijo Manunggal Utama (TMU) bertindak sebagai pembeli siaga. Sebagai pemegang saham utama perseroan dengan kepemilikan 27,99 persen, TMU akan mengeksekusi 4.199.611.654 lembar senilai Rp209,98 miliar. Selain itu, TMU akan menyerap sisa saham yang tidak diambil oleh pemegang saham lainnya.
Nah, untuk kepentingan itu, TMU menempatkan dana pada rekening perseroan maksimal Rp750 miliar. ”Selain right issue dimaksud, perseroan tidak ada aksi korporasi lain,” tulis Fitri Ratnasari Hartono, Direktur Pan Brothers. (*)
Advertorial
Related News
BBRI Siap Lunasi Obligasi Rp3,5 Triliun, Ini Sumber Dananya
Cair 24 Oktober 2024, AUTO Obral Dividen Interim Rp274,72 Miliar
CBUT Naikkan Kapasitas Pengolahan CPO ke 4.000 MT di Q2-2025
CBUT Pede Kinerja Meningkat di Q4-2024, Ini Katalisnya
Carsurin (CRSN) Dirikan Bisnis Mineral, Telisik Detailnya
Pengendali ADES Buang Saham Harga Diskon, Ada Alasan?