EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan lagi perdagangan saham PT Green Power Group Tbk. (LABA) mulai hari ini Rabu (9/7). BEI memberikan putusan resmi untuk membekukan sementara perdagangan sahamnya, Rabu (9/7/2025).

Suspensi LABA tersebut berlaku untuk perdagangan saham yang dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai lantaran terjadi lonjakan harga saham yang signifikan.

LABA sebelum disuspensi, pada perdagangan Selasa (8/7) melesat naik 40% atau setara 88 poin hingga Auto rejection Atas Rp308 per lembar saham. Pada awal pekan sebelumnya masih berada di level Rp220.

LABA dalam sebulan melambung 112,4%. Dalam triwulan menorehkan kenaikan lebih famtastis lagi yakni, sebesar 208% dari harga sebelumnya di level Rp100 naik Rp308 poin dari harga sekarang.

Yulianto memberi waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham PT Green Power Group Tbk. (LABA). 

BEI mengimbau para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan.

Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono memberikan penjelasannya, “Dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi Investor, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Green Power Group Tbk. (LABA).”

Sebagai informasi PT Green Power Group Tbk (LABA) emiten yang bergerak di bidang perdagangan dan produksi baja serta produk turunannya, berencana untuk membeli saham dan jadi pengendali PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA).

Aksi korporasi ini dilakukan bersama mitra strategis asal luar negeri, Rich Step International Ltd (RSIL).

Direktur Utama PT Green Power Group Tbk, An Shaohong, menyampaikan bahwa tahapan uji tuntas (due diligence) resmi dimulai pada 6 Juli 2025. Kegiatan ini ditandai dengan kunjungan langsung dari Managing Director RSIL, Mr. William Teng, serta perwakilan Green Power Group, Mr. William Ong.

“Proses ini merupakan tindak lanjut dari keterbukaan informasi yang sebelumnya telah disampaikan oleh BKPJ kepada publik pada 7 Juli 2025,” ujar An Shaohong melalui keterangan resmi, Senin (8/7/2025).

Rencana akuisisi ini adalah bagian dari strategi ekspansi global RSIL. Langkah ini bertujuan memperkuat sinergi bisnis, termasuk pengembangan portofolio usaha di sektor perdagangan, investasi dalam anak perusahaan, serta lini bisnis kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang tengah berkembang pesat secara global, jelas manajemen LABA.

Sementara itu saham KRYA pada perdagangan hari ini Rabu (9/7) naik Rp12 atau menguat 4 persen menjadi Rp300 per lembar.