Saham Terbang Ratusan Persen, Muncul Kabar Begini
Instalasi pembangkit listrik besutan Charnic Capital. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan saham PT Charnic Capital Tbk. (NICK) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai sesi perdagangan Rabu (25/6).
Sebelumnya pada 23 Juni 2025 BEI tengah mencermati aktivitas transaksi tidak biasa atau Unusual Market Activity (UMA) PT Charnic Capital Tbk. (NICK) lantaran kenaikan harga yang signifikan
Saham NICK di suspensi harga Rp1.450 pada penutupan Selasa (24/6). Dalam seminggu NICK melesat 42,2% dari harga sebelumnya Rp1.020 dan dalam sebulan ini sudah ada 98,6% kenaikan dari harga sebelumnya Rp730.
Performanya setahun ini Ia sangat moncer, pergerakannya ditaksir sedrastis 414,2% dari Rp282 menjadi Rp1.450.
Penghentian sementara ini dilakukan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham NICK. BEI menilai suspensi perlu dilakukan dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi investor.
BEI menyatakan bahwa penghentian ini dimaksudkan untuk memberikan waktu yang memadai kepada pelaku pasar agar dapat mempertimbangkan secara matang, berdasarkan informasi yang tersedia dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham PT Charnic Capital Tbk.
“Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan,” tulis Donni Kusuma Permana, P.H. Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI.
Sebagai informasi, PT Charnic Capital Tbk. (NICK) selaku pemegang saham Emiten multifinance PT Fuji Finance Indonesia Tbk. (FUJI) menambah porsi kepemilikan 130 juta saham pada 23 Juni 2025.
Dalam keterangannya, Anton Santoso, Direktur Utama NICK, mengungkapkan bahwa pihaknya telah membeli 130 juta lembar saham FUJI di harga Rp40 per saham, dengan tujuan utama sebagai investasi jangka panjang melalui kepemilikan langsung.
PT Charnic Capital Tbk. (NICK) adalah perusahaan yang bergerak di bidang investasi dan penyewaan properti.
Pemegang saham NICK:
PT Indovest Central: Memiliki 61,00% saham.
Publik (masing-masing di bawah 5%): Memiliki 18,23% saham.
PT Okansa Indonesia: Memiliki 17,37% saham.
Freddy Santoso: Memiliki 3,40% saham.
Related News
Bos TPIA Asal Malaysia Serok Ratusan Ribu Lembar Harga Rp7.450
Boy Thohir Borong 3,1 Juta Saham TRIM, Ini Alasannya
Emiten TP Rachmat (TAPG) Kebanjiran Dividen Anak Usaha Rp628M
TBIG Jajakan Surat Utang Rp2,2 Triliun, Bunga 5,85 Persen
DGWG Obral Dividen Interim Rp50 M, Cum Date 27 November 2025
Lepas SGRO, Ini Penjelasan Grup Sampoerna





