EmitenNews.com - Demi meningkatkan kinerja tahun ini, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menargetkan volume produksi sawit inti dapat tumbuh hingga 6%.


Meski, upaya pencapaian target di tahun ini diwarnai sejumlah tantangan, antara lain curah hujan yang tinggi dan harga pupuk Muriate of Potash (MOP) dari Rusia yang sudah naik tiga kali lipat dibandingkan sebelumnya, SSMS optimistis target produksi tersebut bisa dicapai.

 

Direktur Utama SSMS, Nasarudin Bin Nasir menjelaskan, manajemen SSMS memang menargetkan produksi inti di tahun ini akan naik 5%-6% dibandingkan 2021. "Sepanjang tahun 2021, Perseroan mampu memproduksi 444.720 metrik ton CPO atau tercatat sedikit menurun sebesar 0,77% dibandingkan produksi tahun 2020 sebanyak 448.185 metrik ton. Produksi 2021 di bawah target produksi yang dicanangkan sebesar 527.425 metrik ton," jelasnya dalam paparan Publik yang dilakukan pada Senin (23/5/2022).

 

Penurunan produksi di sepanjang 2021 terutama karena SSMS melakukan pembelian tandan buah segar dari luar yang cukup banyak, serta curah hujan yang tinggi, sehingga berpengaruh terhadap proses pemupukan tanaman yang mengganggu produktivitas.

 

Selain tantangan cuaca, SSMS juga hadapi tantangan berupa naiknya harga pupuk Muriate of Potash (MOP) atau lazim dikenal dengan sebutan pupuk KCL. SSMS mengimpor pupuk ini dari Rusia. Akibat perang Rusia-Ukraina, harga material pun ikut terungkit, salah satunya harga pupuk yang saat ini sudah naik tiga kali lipat dibanding sebelumnya. Untuk menghadapi ini, SSMS akan mencari alternatif pasokan serta meningkatkan yield per hektar atau produktivitas tanaman kelapa sawit per satu hektar.


Menurut Chief Operating Officer (COO) SSMS, Syafril Harahap, untuk menghadapi tantangan curah hujan pihaknya melaksanakan perbaikan operasional dengan menyediakan pompa dan benteng. Pasalnya, merujuk kondisi 2021 curah hujan sangat tinggi hingga sekitar 4.000 mm dalam setahun padahal kebutuhan tanaman hanya 2.000 mm pertahun.

 

"Maka itu, merujuk pada realisasi belanja modal hingga kuartal I 2022 sebanyak 55% dari anggaran tahun ini, sebagian dialokasikan untuk kebutuhan operasional antara lain infrastruktur dan mekanisasi," paparnya.

 

Adapun, di tahun ini SSMS menganggarkan belanja modal senilai Rp 555 miliar. Sebagai informasi, setiap tahunnya manajemen SSMS mengalokasikan capex antara Rp 500 miliar hingga Rp 600 miliar.

 

Syaiful menegaskan untuk bisa mencapai target produksi di tahun ini, pihaknya akan fokus pada efisiensi dan peningkatan produktivitas. Terkait hal itu SSMS telah melaksanakan digitilisasi di kebun, pabrik, dan juga gudang.

 

Target peningkatan produksi ini juga didukung oleh produktivitas tanaman SSMS yang masih tergolong usia muda, rata-rata berusia 13 tahun yang mana tergolong dalam puncak performanya. Dengan kontinuitas perawatan yang baik dalam melaksanakan pemupukan, SSMS dapat mencatatkan hasil produksi yang terus meningkat di masa mendatang.