Tammy Meidharma, Direktur Utama GTS Internasional mengatakan, di bawah pemegang saham utama yaitu Humpuss Maritim Internasional, perseroan menjadi lebih kuat baik dari sisi finansial maupun operasional.

 

Secara keuangan GTS Internasional Tbk (GTSI) membukukan lonjakan pendapatan sepanjang tahun berjalan 2022. Catatan ini membalikkan posisi rugi menjadi untung dari periode yang sama tahun lalu. Menurut data Paparan Publik 2022 yang diterima TrenAsia, GTSI pada kuartal III-2022 mencatat pendapatan sebesar USD31,1 juta atau setara dengan Rp485,19 miliar dengan asumsi kurs Rp15.601 per Dolar Amerika Serikat (AS).

 

Pada periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan GTSI terbukukan pada angka USD18,37 juta atau Rp286,6 miliar. Dengan pendapatan yang melonjak hingga lebih dari 50% ini, GTSI pun mencatat laba bersih sebesar USD4,56 juta (Rp71,14 miliar). Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, GTSI masih mencatat kerugian senilai USD1,55 juta (Rp23,4 miliar).

 

Berbaliknya kerugian menjadi laba bersih pun dialami GTSI pada kuartal pertama dan kedua tahun ini. Pada kuartal I-2022, GTSI membukukan laba sebesar USD1,88 juta (Rp28,08 miliar), berbalik dari rugi sebesar USD1,92 juta (Rp29,95 miliar) pada kuartal I-2021. Kemudian, pada kuartal II-2022, terjadi pula hal serupa. Kerugian yang tercatat pada kisaran USD724.000 (Rp11,3 miliar) pada kuartal II-2021 berbalik menjadi laba bersih senilai USD4,17 juta (Rp65,05 miliar), perubahan paling signifikan dibandingkan dengan kuartal I dan III.

 

Sementara itu, sepanjang tahun berjalan, GTSI mencatat laba bersih sebesar USD5,48 juta (Rp85,5 miliar), berbalik dari tahun sebelumnya yang mana perseroan mengalami kerugian hingga USD16,21 juta (Rp252,89 miliar). Salah satu penopang pertumbuhan pendapatan yang mendorong berbaliknya rugi menjadi laba bersih adalah segmen bisnis pengantaran gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).

 

Pendapatan dari segmen ini tercatat naik 23,4% dari USD17,79 juta (Rp277,54 miliar) pada kuartal III-2021 menjadi USD21,95 juta (Rp342,44 miliar) pada kuartal III-2022. Selanjutnya, walaupun terjadi penurunan aset sebesar 2,04%  dari USD125,61 juta (Rp1,96 triliun) menjadi USD123,04 juta (Rp1,91 triliun) secara tahunan, namun liabilitas perseroan pun mengalami penurunan 9,05% dari USD74,66 juta (Rp1,16 triliun) menjadi USD67,9 juta (Rp10,6 triliun) pada kuartal III-2022. Dengan demikian, ekuitas GTSI per kuartal III-2022 tercatat pada angka USD55,14 juta (Rp860,24 miliar), meningkat dari USD50,95 juta (Rp794,87 miliar) dari periode yang sama tahun sebelumnya.

 

Masih pada periode yang sama, GTSI mencatat marjin bersih sebesar 14,68%, berbalik dari -52,72% pada kuartal yang sama tahun sebelumnya. Selanjutnya, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) GTSI menuju positif dari -12,6% menjadi 3,71%, dan tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) pun turut menghijau dari -33,75% menjadi 8,28%.

 

Dari sisi kinerja Group, induk usahanya GTSI yaitu PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) telah menyiapkan modal kerja atau capex sangat besar senilai USD94 juta setara Rp1,46 triliun untuk tahun 2023.