Anna mengungkapkan, pencapaian ini menandakan kebangkitan pasar modal nasional. Mulai dari minat dan partisipasi investor ritel domestik yang tumbuh dua kali lipat dari 2021, juga transaksi IPO GOTO yang hanya ditangani penjamin emisi efek nasional dan memasarkan kepada investor domestik Indonesia.

 

Perusahaan teknologi ini tercatat memiliki kapitalisasi pasar (market cap) hingga Rp 400 triliun di awal keberadaannya pada bursa saham.

 

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna berkata, GOTO merupakan perusahaan ke-15 yang melakukan pencatatan perdana saham sepanjang 2022. Kemudian, perusahaan decacorn ini juga menjadi perusahaan ke-781 yang tercatat di BEI.

 

"Pencatatan saham GOTO sangat dinantikan para investor. Pencatatan perdana saham GOTO jadi milestone penting baik bagi perusahaan maupun bagi perjalanan industri pasar modal Indonesia. Melalui proses go public GOTO jadi perusahaan karya anak bangsa dengan ekosistem digital terbesar di Indonesia dan mampu menghimpun proses sebesar Rp13,7 triliun dan market capitalization mencapai Rp 400 triliun," kata Nyoman di BEI, Senin (11/4/2022).

 

Saat ini, kapitalisasi pasar GOTO tercatat sebesar Rp 464,27 triliun, berada di peringkat tiga besar dan di atas emiten telekomunikasi BUMN PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang tercatat mencapai Rp 454,70 triliun. Sebagai informasi, saham GOTO tercatat di papan utama BEI dan GoTo menjadi emiten ke-15 yang tercatat di BEI pada tahun ini. 

 

Indo Premier Sekuritas, selaku underwriter IPO GoTo mencatat, jumlah investor yang berpartisipasi mencetak rekor yakni lebih 299.000 single investor identification (SID), dengan sebagian besar adalah investor ritel. 

 

"Minat tinggi pasar membuat pesanan saham GoTo mengalami kelebihan permintaan hingga 15,7 kali. Ini sebuah momen bersejarah, serta menjadi katalis positif bagi pergerakan IHSG yang beberapa kali sudah mencetak all time high,” kata Moleonoto dalam keterangan tertulis dikutip Sabtu (9/4/2022).

 

Skema Greenshoe merupakan salah satu pelajaran dari IPO BUKA di Indonesia, dan Grab di Bursa Nasdaq AS, adalah pergerakan harga sahamnya yang terus meluncur turun.