EmitenNews.com - PT Aneka Tambang (ANTM) sepanjang kuartal I-2022 mentabulasi volume produksi feronikel 5.681 ton nikel dalam feronikel (TNi). Itu mencapai 90 persen dari capaian produksi periode sama tahun lalu 6.300 TNi. Penjualan feronikel 5.660 TNi, atau tumbuh 1 persen dari tahun lalu.


Penjualan feronikel, menjadi kontributor terbesar kedua sejumlah Rp1,86 triliun, atau 19 persen dari total penjualan bersih. Nilai penjualan feronikel naik 51 persen dari periode sama tahun lalu Rp1,23 triliun. Produk feronikel sepenuhnya diserap pasar ekspor.


Selanjutnya, perseroan mencatat total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung 370 kilogram (kg) (11.896 troy oz), menanjak 28 persen dari periode sama tahun lalu 290 kg (9.323 troy oz). Volume penjualan emas Antam tercatat 6.575 kg (211.391 troy oz) atau 89 persen dari edisi sama tahun lalu.


Volume produksi bijih nikel sebagai bahan baku feronikel Antam, dan penjulan kepada pelanggan domestik tercatat 2,92 juta wet metric ton (wmt), tumbuh 11 persen dari fase sama tahun lalu 2,64 juta wmt. Volume penjualan bijih nikel pasar domestik 2,33 juta wmt, tumbuh 46 persen dari capaian periode sama tahun lalu 1,60 juta wmt.


Berikutnya, Antam mencatat volume produksi bauksit untuk produksi alumina, dan penjualan kepada pihak ketiga 469.322 wmt. Volume penjualan bauksit 102.373 wmt. Selain ekspor, Antam fokus pengembangan penjualan bijih bauksit dalam negeri. Penjualan bauksit berkontribusi kepada total penjualan Rp23,43 miliar.


Seiring optimalisasi operasi Pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan, dan peningkatan volume penjualan produk-produk alumina, perseroan memproduksi 33.830 ton alumina, tumbuh 121 persen dari periode sama tahun lalu 15.315 ton alumina. Penjualan mencapai 34.822 ton alumina, stabil dari periode sama tahun lalu 34.314 ton alumina. Nilai penjualan produk alumina mencapai Rp275,97 miliar. 


Sekadar informasi, perseroan mencatatkan penjualan Rp9,75 triliun, naik 5,81 persen dari periode sama tahun lalu Rp9,21 triliun. Penjualan domestik menjadi penyumbang utama pendapatan dengan kontribusi Rp7,42 triliun atau 76 persen dari total penjualan bersih. Penjualan emas menjadi kontributor terbesar yakni Rp5,88 triliun atau 60 persen, feronikel Rp1,86 triliun atau 19 persen, bijih nikel Rp1,62 triliun atau 17 persen, serta segmen bauksit dan alumina Rp299,4 miliar atau 3 persen. (*)